Oleh Prita Ananda – Client Services Manager – BCI Economics
BCI Economics dalam laporan Indonesia Construction Market Outlook (ICMO) 2023 yang dirilis pada Desember 2022 lalu melihat residensial pada tahun 2023-2024 masih akan memimpin pertumbuhan pasar konstruksi di Indonesia. Pada tahun 2023 ini, residensial diperkirakan akan mencapai nilai konstruksi sebesar Rp 54,9 triliun atau tumbuh 16,11% dibandingkan 2022.
Rumah tapak diperkirakan akan mendominasi pasar proyek residensial dengan nilai konstruksi sebesar Rp 36,48 triliun atau 67% dari total nilai konstruksi residensial. Sektor apartemen diperkirakan memberikan kontribusi 26% dari total nilai konstruksi perumahan, sementara itu sektor rusun menyumbang 7%.
Secara wilayah, proyek landed house dan apartemen pada tahun 2023 masih didominasi di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Perkiraan total nilai konstruksinya mencapai Rp 12,15 triliun untuk landed house dan Rp 11,49 triliun untuk apartemen.
LANDED HOUSE JADI PILIHAN UTAMA
Di sektor rumah tapak, secara umum pengembang properti masih bertahan pada jalur dan kecepatannya untuk mencapai tujuan mereka dalam proyek-proyek pipeline yang dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun-tahun berikutnya atau di masa mendatang. Landed house masih menjadi pilihan pertama bagi banyak pembeli rumah dan pembangunan rumah tapak dengan harga terjangkau masih menjadi permintaan pasar yang kuat. Perumahan yang terjangkau di pinggiran kota dan produk perumahan kelas menengah yang menjadi bagian dari kotapraja (township) yang mapan diharapkan masih akan menjadi tren yang berlanjut pada 2023 dan 2024.
BSD City merilis “The Modern Asian Luxury Living” yang diberi nama Eonna untuk segmen kelas atas. Sebelumnya, BSD City juga memperkenalkan yang termewah cluster, Enchante Residence, dengan harga mulai Rp 10 miliar untuk rumah mewah 3 lantai. Mitbana, perusahaan patungan antara Mitsubishi Corporation dan Surbana Jurong bersama Sinarmas Land akan bersama-sama mengembangkan Hiera BSD City. Pengembangan penggunaan campuran terbaru seluas 108 Ha yang akan memiliki kawasan CBD dengan perkantoran, hotel, apartemen, kawasan komersial dan pemukiman. Letaknya berdekatan dan terhubung langsung dengan stasiun KRL Jatake dan jalan tol yang baru.
Rumah tapak mencakup nilai konstruksi sebesar Rp 36,48 triliun | Photo by Shutterstock/ Akhmad Dody Firmansyah
To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!
