Kebhinnekaan di Indonesia merupakan salah satu heritage paling membanggakan yang sudah terkenal sejak lama. Pondasi inilah yang selalu harus diingat dan ditanamkan bagi para penerus bangsa, terlepas dari apapun agama, keyakinan, dan budaya masing-masing rakyatnya. Aspek tersebut dijadikan benang merah dari pembangunan vihara bagi umat Buddha yang didirikan di tengah-tengah masyarakat berkeyakinan berbeda. Keterlibatan masyarakat sekitar menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam proses perancangan tempat ibadah Vihara Jiu Tian Kung ini.
Terletak di Gunung Salak, pada tapak tersebut terdapat sebuah situs klenteng kuno yang rencananya akan direstorasi oleh Yayasan YGN selaku pemilik dari proyek ini. Yayasan tersebut kemudian meminta Studio Denny Setiawan untuk mempersiapkan rencana restorasi dan penataan masterplan secara keseluruhan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat setempat di sekitar kawasan.
SEMUA MAHLUK BERBAHAGIA
Filosofi desainnya lahir dari pandangan umat Buddha di seluruh dunia yang senantiasa mendoakan agar “semua mahluk berbahagia”. Artinya, kebahagiaan itu tidak berhenti pada manusia semata, namun juga termasuk pada binatang dan tumbuhan. Dengan kesadaran itu, Studio Denny Setiawan berusaha meminimalkan sentuhan desain yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan alami yang sudah ada di kawasan ini. Untuk itu, tim arsitek berusaha membuat beberapa massa bangunan baru dengan konsep floating atau mengambang.
Selain itu, dirancang pula jembatan sebagai sebuah perjalanan selepas beribadah di vihara utama. Jembatan ini didesain melayang menuju dek meditasi, di mana keduanya ditopang oleh kolom-kolom kecil agar sebisa mungkin ruang tanah pada tapak ini tidak tertutup beton. Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar habitat di dalam tanah dapat tetap hidup dan berbahagia, sesuai dengan doa yang dipanjatkan umat Buddha.
To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!
DATA PROYEK
Nama Proyek: Vihara Jiu Tian Kung
Lokasi: Desa Tenjolaya, Gunung Salak, Jawa Barat
Selesai: 2023
Luas Tapak: 8.300 meter persegi
Luas Bangunan: 830 meter persegi
Pemilik/Klien: Yayasan YGN
Konsultan Arsitektur: Studio Denny Setiawan
Principal Architect: Denny Setiawan, IAI
Arsitek Pelaksana: Samuel Saputra, Yulia Rahmadani & Aditya Hariyadi
Gambar: Studio Denny Setiawan
