COMMENTARY

Mengantisipasi Dampak Sosial Dalam Pembangunan Kota

Karakter kota di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kultur yang berkembang di masyarakat. Kita bisa membayangkan sejarah kota-kota di Indonesia maupun yang kita lihat di beberapa negara lain, memiliki konteks yang serupa. Perkembangan kota di negara berkembang, khususnya di Indonesia, juga ditandai oleh perkembangan puberitas, yaitu terkait hasil ekspansi negara maju yang lebih dulu menjalani modernisasi lewat industri dan sebagainya. Kota-kota tersebut berkembang melalui model replikatif ketika negara-negara maju tersebut memproyeksi ekspansi ke negara berkembang, seperti Indonesia.

Seiring dengan perubahannya, perkembangan kota menjadi dinamis karena di beberapa tempat seperti di negara kita, masa orde baru dianggap sebagai pusat pertumbuhan industri, sekaligus pusat pemerintahan. Dalam perjalanannya, saat Indonesia memasuki era demokrasi, maka terjadi perluasan bahwa pusat-pusat pertumbuhan itu tidak semata-mata berada di kota saja. Bahkan, di desa pun turut berkembang, apalagi dengan hadirnya teknologi informasi.

Dengan teknologi informasi, perkembangan perkotaan pun mau tidak mau tumbuh dengan paradigma baru. Pergeseran paradigma pembangunan kota terjadi secara besar-besaran di Indonesia. Jika dahulu, kita cenderung mengiblatkan diri kepada negara maju di Eropa dan Amerika, maka Indonesia memiliki karakter kota yang berbeda saat periode orde baru hingga reformasi.

Dengan teknologi informasi, perkembangan perkotaan pun mau tidak mau tumbuh dengan paradigma baru

Seiring berkembangnya era demokrasi, ruang kota itu semakin dibuka. Ukuran-ukuran instrumental dan fisik tidak lagi menjadi barometer tertentu karena desa pun memiliki beberapa ukuran yang spesifik. Dengan lebih memasukkan dimensi ekologi, humanisme, dan memasukkan arah yang lebih beradab, maka hal itulah yang menjadi tuntutan dari perkembangan kota di Indonesia.

Hal tersebut menjadikan paradigma pembangunan kota berubah seiring juga desentralisasi dan otonomi daerah sehingga insentif-insentif pembangunan kota itu makin tumbuh, tidak lagi sekadar menciptakan model lama, namun kota ikut mereformasi diri. Contohnya adalah persoalan tata ruang, kota yang ramah lingkungan, kota yang ramah anak, dan kota yang ramah hak asasi manusia (HAM) menjadi identitas baru yang biasanya sebagian besar digerakkan oleh para pemimpinnya.


DR. ARIE SUJITO
SOSIOLOG UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) YOGYAKARTA
Sebagai seorang sosiolog dan pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UGM, Arie juga aktif terlibat dalam penelitian dan workshop, serta menulis buku dan jurnal mengenai masalah-masalah sosial, politik, dan demokrasi. Beberapa risetnya mendalami dinamika politik lokal di Indonesia, seperti kajian pembangunan, kemiskinan dan ketimpangan daerah; pengembangan desa; dan penguatan ekonomi lokal.

Selain mengajar di UGM, ia juga aktif berkegiatan riset advokasi kebijakan dan tergabung dalam Institute for Research and Empowerment (IRE). Selain itu, saat ini Arie mengelola Sanggar Maos Tradisi di Yogyakarta.



To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!

yasbetir1.xyz winbet-bet.com 1kickbet1.com 1xbet-ir1.xyz hattrickbet1.com 4shart.com manotobet.net hazaratir.com takbetir2.xyz 1betcart.com betforwardperir.xyz alvinbet.help/ ritzobet.org betforward.com.co betforward.help betfa.cam 2betboro.com 1xbete.org 1xbett.bet romabet.cam megapari.cam mahbet.cam وان ایکس بت بت فوروارد