Tidak banyak yang tahu jika setiap bulannya arsitek-arsitek di Bali yang tergabung dalam Arsitek Tanpa Nama (ATN) selalu mengadakan acara kumpul bersama untuk saling berbagi pengalaman segala hal yang masih berhubungan dengan dunia arsitektur, baik mereka yang terjun langsung di dunia konstruksi ataupun tidak. Memanfaatkan venue dan memilih narasumber yang berbeda setiap bulannya, kegiatan ini mengusung format kasual yang mana diharapkan dapat menjadi ajang untuk berbagi pengalaman dan menambah relasi, selain me-refresh pikiran sejenak dari rutinitas kerja. Menariknya, acara ini tidak melibatkan sponsor setiap kali diadakan, karena setiap tempat dan konsumsi yang dipilih adalah hasil dari sumbangan dan swadanya dari setiap peserta yang hadir.
Acara ATN #43 ini bertempat di Vinotti Living Renon dengan mengundang dua narasumber, yaitu Baskoro Tedjo dan Ricky Cahyadi. Baskoro Tedjo merupakan seorang arsitek asal Bandung yang sudah lama malang melintang di dunia arsitektur, selain juga merupakan seorang dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Dengan mengambil topik “My Travel in Exploring Architecture”, ia bercerita bagaimana pengalamannya berkeliling ke beberapa kota di dunia untuk belajar sambil mendokumentasikan desain arsitektur bangunan dari kota-kota yang pernah disinggahi selama perjalanan dan kuliahnya.
Sementara, Ricky Cahyadi merupakan seorang arsitek yang dahulu pernah bekerja di salah satu biro arsitektur di Singapura. Setelah hampir 5 tahun bekerja di sana, Ricky bersama temannya merintis sebuah startup di bidang digital marketing, sebuah situs berisi data arsitek dan desainer interior yang diharapkan menjadi pusat pencarian bagi masyarakat umum di Indonesia. Mengambil topik “Marketing Arsitek di Era Digital”, ia bercerita bagimana pentingnya sebuah media sebagai ajang promosi untuk arsitek agar mendapatkan klien dan proyek, baik dengan promosi secara gratis maupun berbayar.
