Pengembangan jaringan jalan pada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)/Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo dan sekitarnya di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur terus dilakukan oleh pemerintah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Jalan Nasional (BPJN) X NTT, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga melanjutkan proyek ruas jalan yang akan dibangun sekaligus dalam rangka persiapan ASEAN Summit pada Februari 2023 yang akan datang melalui jalan akses dari Labuan Bajo ke Tana Mori sepanjang 22 km.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau kondisi eksisting ruas jalan Labuan Bajo – Tana Mori, di mana 6 km di antaranya sudah beraspal dengan lebar 3.5 meter. Sisanya, 16 km masih berupa tanah sehingga sulit dilintasi kendaraan terutama pada saat dan setelah diguyur hujan.
Seperti yang disampaikan olej Agustinus Junianto selaku Kepala BPJN NTT, pembangunan ruas jalan tersebut terbagi menjadi lima segmen sepanjang 22,1 km dengan total kebutuhan anggaran Rp 407,04 miliar. Lima segmen tersebut terdiri dari peningkatan struktur Jalan Labuan Bajo – Simpang Nalis (6,18 km), pembangunan Jalan Simpang Nalis – Simpang Kenari (6,17 km), pembangunan Jalan Simpang Kenari – Warloka (5,06 km), pembangunan Jalan Warloka – Lenteng/Simpang Tana Mori (4,52 km), dan pembangunan Jembatan Nanganae (Nanganae, Wae Mboera, Wae Kenari dan Soknar (0,17 km).
Konstruksinya akan dimulai awal tahun 2022 sehingga diharapkan bisa tuntas awal 2023 sebelum ASEAN Summit. Program peningkatan jalan dan jembatan menuju Tana Mori sepanjang 22,1 km tersebut dikerjakan mulai dari ruas jalan di sekitar Hotel Jayakarta dengan standar jalan internasional lebar 7 meter, 2 lajur, 2 arah, dan dengan row 23 meter. — Construction+ Online