COMMENTARY

Teknologi Panel Surya dalam Pembangunan Infrastruktur Nasional

Teknologi modul atau panel surya memiliki kekuatan yang penting dalam industri ini sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Tren penggunaan panel surya mulai booming sejak saat itu di beberapa negara ASEAN, sayangnya agak terlambat digunakan di Indonesia.

Jika dilihat dari Rencana Energi Nasional yang masuk pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini kapasitas energi nasional tenaga surya baru berkisar 200 MW. Sementara, tahun 2025 diharapkan dapat mencapai 6.500 MW. Artinya, saat ini Indonesia belum mencapai target 3,7 %.

PLTS dapat menjalankan pompa air tanpa ketergantungan pada air hujan – Photo by Shutterstock/ Abhi photo studio

TENAGA SURYA DALAM INFRASTRUKTUR NASIONAL
Inisiasi pemakaian produk panel surya dalam negeri dalam proyek-proyek pemerintah dilakukan oleh Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia atau APAMSI yang berdiri di Bandung pada tanggal 10 Agustus 2010. Pada dasarnya, APAMSI merupakan asosiasi produsen modul surya yang memiliki fasilitas produksi dan alat pengujian terpadu secara memadai untuk mengkonversi sel surya menjadi modul atau panel surya.

Upaya untuk memakai produk panel dalam negeri tersebut diusahakan diterapkan dalam semua proyek nasional, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata. Asosiasi juga mensosialisasi penggunaannya ke segala instansi, seperti perindustrian dan hampir semua kementerian sebagai bagian dari paket Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada salah satu poin persyaratan tender.

Pemakaian panel surya sudah dipasang di proyek-proyek infrastruktur jalan tol di Indonesia – Photo by Shutterstock/ Gustianto

Saat ini banyak proyek infrastruktur nasional berupa jalan tol yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hampir semua jalan tol ini selalu terkait dengan penerangan jalan. Jika penerangan jalan ini dibangun dengan lampu biasa dan menggunakan kabel dari PLN, maka nilai infrstrukturnya akan sangat mahal.


LINUS ANDOR MULANA SIJABAT
Ketua Umum Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI) & Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio PT Len Industri (Persero)

Memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro di ITB pada tahun 1994, Linus pernah menjadi Koordinator 3 Percepatan Double Track Lintas Utara, POKJA Semarang Bojonegoro tahun 2012-2013. Banyak berkecimpung dalam industri transportasi, termasuk menjadi Direktur Teknik dan Operasi PT LRS (anak perusahaan dari PT Len Industri) tahun 2011-2016, sejak 2017 ia dipercaya menjabat Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio PT Len Industri (Persero). Linus juga tercatat sebagai anggota Fellow (FIRSE) dari Institution of Railway Signal Engineers dan juga Insinyur Profesional Utama (IPU) pada asosiasi Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Kini, ia juga menduduki Ketua Umum dari APAMSI.



To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!