COMMENTARY

Teknologi Fasad dan Aplikasinya dalam Proyek di Indonesia

Adanya pelaku industri konstruksi, khususnya dari global, baik sebagai pengembang maupun arsitek dan konsultan, sangat membantu dalam pengenalan dan transfer teknologi dalam industri konstruksi fasad di Indonesia. Sebagai contoh adalah gedung World Trade Center (WTC) 2 yang selesai dibangun pada tahun 2012 dengan pengembang Jakarta Land yang merupakan Joint Operation antara Hongkong Land dan Central Citra Murdaya (CCM). Ini merupakan gedung pertama di Jakarta yang memiliki fasad yang hemat energi, sesuai dengan kriteria Green Mark dari Building Construction Authority (BCA) Singapore.

WTC 2 merupakan gedung pertama di Jakarta yang mengadopsi fasad hemat energi + IFC 2 mengaplikasikan teknologi modern pada fasadnya

Setelah pembangunan gedung WTC 2 yang memang didesain untuk mencapai Green Mark Gold dari BCA Singapore, gedung-gedung lain di Jakarta berlomba-lomba untuk mendesain gedung dan fasad yang hemat energi. WTC 3 oleh Jakarta Land, IFC 2 oleh Keppel Land, Menara Astra, dan Thamrin Nine Tower merupakan gedung-gedung yang mengaplikasikan teknologi ini. Bahkan, gedung IFC 2, Menara Astra, dan Thamrin Nine mendapatkan sertifikasi Green Mark Platinum dari BCA Singapore.

FASAD HEMAT ENERGI DAN TEKNOLOGI TINGGI
Dampak dari fasad yang hemat energi kepada penggunaan energi dalam gedung menjadi sangat penting karena fasad merupakan elemen bangungan yang menyaring panas matahari. Di samping penggunaan material yang memberikan konstribusi pada fasad yang hemat energi, desain fasad gedung-gedung modern tidak lagi sesederhana desain gedung 20 tahun yang lalu.

Fasad South Quarter memanfaatkan horizontal trellis

Kita bisa lihat Bakrie Tower di Jakarta, Telkom Landmark Tower di Jakarta atau Avian Tower di Surabaya, di mana bentuk fasadnya tidak sesederhana gedung konvensional yang lain. Bangunan-bangunan tersebut memiliki desain fasad dengan geometri yang kompleks. Penggunaan material terkini yang hemat energi dan desain fasad dengan geometri yang kompleks membutuhkan pengetahuan fasad yang sangat detail dan mendalam.

Penggunaan material tidak hanya berupa material solid, tetapi juga material transparent atau tembus pandang, seperti kaca yang berkonstribusi untuk menghemat energi dan sudah banyak digunakan di gedung-gedung besar di Jakarta. Pada proyek-proyek ini, diaplikasikan kaca yang dapat menahan panas sampai 75% sehingga hanya 25% panas yang disalurkan ke dalam bangunan.


FIBRA REELIANTO
KETUA UMUM PERKUMPULAN AHLI FASAD INDONESIA (PERAFI)

Menyelesaikan studi Arsitektur di Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 1991, Fibra bergabung dengan PT YKK AP Indonesia sejak 1993 hingga 2002. Tahun 2002, ia mendirikan sebuah perusahaan multimedia bernama Web Lunar Multimedia, sebelum kemudian bekerja pada salah satu fabrikator YKK AP Indonesia, PT Surya Rasa Loka Jaya, sejak 2005 hingga 2010. Kedekatannya dalam dunia industri fasad dimulai saat Fibra bergabung sebagai konsultan freelance di Fresult. Mulai tahun 2012 hingga sekarang, ia menjadi Managing Director sekaligus pendiri PT Fresultama Asia yang bergerang di bidang façade engineering untuk pasar Asia Tenggara dengan proyek-proyek yang tersebar mulai dari Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan tentunya Indonesia. Mulai tahun 2012 juga, Fibra bergabung dalam firma arsitektur Bagas & Associates selaku Associate Partner Head of BIM and Façade Design Department hingga saat ini.



To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!