COMMENTARY ONLINE EXCLUSIVE

Identifikasi Rantai Pasok dalam Industri Konstruksi Indonesia

Rantai pasok berperan sangat penting dalam proses konstruksi | Foto: Kingfajr / Shutterstock

Oleh Anton Adianto

Dalam industri konstruksi, rantai pasok atau supply chain merupakan sistem yang terkoordinasi yang terdiri dari berbagai pihak, yang berkontribusi (baik secara langsung maupun tidak langsung) dalam keseluruhan jalannya proyek untuk mencapai tujuan proyek dalam menghasilkan produk konstruksi (gedung, hunian, jembatan, jalan, dll). Berbagai pihak yang dimaksud adalah pemilik proyek, arsitek atau konsultan, kontraktor, subkontraktor, pekerja konstruksi, pemasok material proyek, penyedia jasa dan alat konstruksi, dan sebagainya. Rantai pasok satu akan berkaitan dengan rantai pasok lain dan membentuk suatu sistem rangkaian yang kompleks karena melibatkan banyak pihak.

PERAN RANTAI PASOK DALAM PROYEK
Rantai pasok berperan sangat penting sejak awal dimulainya suatu proyek konstruksi. Kelancaran rantai pasok konstruksi mempengaruhi kinerja kontraktor dan menjadi kunci utama apakah proyek konstruksi dapat selesai tepat waktu atau tidak, sesuai anggaran atau tidak, dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan atau tidak.

Untuk itu, diperlukan komunikasi yang jelas, pengetahuan dan kesiapan yang memadai dari mana saja sumber daya akan diperoleh, baik meliputi sumber daya material maupun tenaga kerja. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan saat berjalannya proyek, agar kemungkinan keterlambatan dapat ditekan secara signifikan sehingga tenggat proyek dapat tercapai.

Diagram rantai pasok konstruksi | Sumber: APPAKSI

Pada praktek di lapangan, keterlambatan proyek sering kali terjadi karena gangguan pada rantai pasok, dan tidak jarang terjadi berulang. Berikut beberapa hal yang kerap menjadi penyebab keterlambatan suatu proyek yang berkaitan dengan rantai pasok:

  1. Keterlambatan pengadaan material yang disebabkan stok kosong karena terhentinya produksi
  2. Spesifikasi material yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan
  3. Kendala dalam proses pengiriman
  4. Kualitas material jelek atau material rusak dan cacat
  5. Supplier atau subkontraktor yang tidak andal
  6. Perencanaan yang kurang
  7. Keterlambatan terkait tenaga kerja
  8. Keterlambatan terkait peralatan
  9. Lemahnya kontrol waktu
  10. Kurangnya pengawasan dan kendali
  11. Komunikasi yang tidak efisien

Baca juga: Mengatur Rantai Pasok Konstruksi di Indonesia

Lokasi dan tingkat kesulitan atau kompleksitas suatu proyek juga bisa menyebabkan keterlambatan proses konstruksi. Pada proyek yang lokasinya berada jauh dari pusat kota, sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman material, pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan subkontraktor. Sedangkan pada proyek dengan tingkat kesulitan atau kompleksitas yang tinggi, kendala yang sering terjadi adalah perencanaan yang tidak sesuai, kurangnya personil secara teknis, dan kurangnya koordinasi.

Pengadaan material tepat waktu mempengaruhi kelancaran jadwal proyek konstruksi | Foto: Kingfajr / Shutterstock

EFEK DOMINO KETERLAMBATAN
Keterlambatan ini tentunya membawa dampak luas terhadap aspek lain dalam proyek (efek domino). Dari aspek anggaran, akan terjadi peningkatan karena bertambahnya biaya overhead proyek dan biaya lainnya yang terkait dengan upaya-upaya untuk mempercepat pekerjaan. Hal ini mengakibatkan kontraktor bisa mendapat denda keterlambatan sehingga mengalami kerugian finansial.

Dari aspek kualitas juga akan terjadi penurunan karena pekerjaan mau tidak mau dilakukan lebih cepat dari yang seharusnya. Hal ini biasanya menyebabkan kemungkinan “dilanggarnya” beberapa hal teknis demi mengurangi keterlambatan proyek.

Dari aspek waktu, akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi pemilik proyek. Mereka bisa kehilangan opportunity karena proyek belum bisa menghasilkan profit akibat dari produk konstruksinya yang terlambat dipasarkan. Dari aspek non materiil, keterlambatan proyek bisa menjadi sumber konflik baru bagi pemilik proyek dan penyedia jasa, di samping juga menurunkan reputasi bagi kontraktor proyek tersebut.

Baca juga: Pembenahan Rantai Pasok dan Digitalisasi

MANAJEMEN RANTAI PASOK
Dari gambaran di atas, maka rantai pasok berperan sangat penting dalam proses konstruksi. Oleh karena itu, diperlukan manajemen rantai pasok yang profesional, andal, dan dapat dipercaya untuk pengelolaan yang lebih baik. Manajemen rantai pasok yang andal bertujuan untuk membangun suatu system, menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik, serta efektif dengan semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok di bawah kontraktor utama.

Kontraktor utama ini harus memastikan pihak-pihak yang terkait dalam pengadaan material, alat, dan sumber daya lain mampu dan dapat dipercaya dalam memproduksi dan/atau menyediakan atau mengirim dengan tepat waktu. Koordinator rantai pasok proyek harus melakukan pengaturan untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan agar proses kontruksi dapat selesai dengan biaya yang tidak melebihi anggaran dan dalam kurun waktu tepat sesuai deadline waktu yang ditetapkan. Tidak hanya itu, mutu produk konstruksi juga wajib memenuhi kriteria dan spesifikasi yang disyaratkan.

– Construction+ Online


Disclaimer: Construction+ makes reasonable efforts to present accurate and reliable information on this website, but the information is not intended to provide specific advice about individual legal, business, or other matters, and it is not a substitute for readers’ independent research and evaluation of any issue. If specific legal or other expert advice is required or desired, the services of an appropriate, competent professional should be sought. Construction+ makes no representations of any kind and disclaims all expressed, implied, statutory or other warranties of any kind, including, without limitation, any warranties of accuracy and timeliness of the measures and regulations; and the completeness of the projects mentioned in the articles. All measures, regulations and projects are accurate as of the date of publication; for further information, please refer to the sources cited.

Hyperlinks are not endorsements: Construction+ is in the business of promoting the interests of its readers as a whole and does not promote or endorse references to specific products, services or third-party content providers; nor are such links or references any indication that Construction+ has received specific authorisation to provide these links or references. Rather, the links on this website to other sites are provided solely to acknowledge them as content sources and as a convenient resource to readers of Construction+.