Sejak tiga dasawarsa lalu, kawasan Puncak Bogor sudah berkembang dan terkenal sebagai salah satu destinasi wisata yang mampu menjadi magnet bagi warga Jakarta, mengingat jarak antara Jakarta dan Puncak relatif dekat. Sejuknya alam pegunungan membuat kawasan ini berkembang pesat lewat hadirnya banyak penginapan, restoran hingga tempat wisata keluarga berwawasan lingkungan yang berorientasi pada habitat satwa di alam bebas. Salah satu tempat baru yang didesain dengan nuansa alam yang kuat adalah The Pine Cone di Royal Safari Garden, Cisarua, Bogor.
The Pine Cone merupakan area depan yang meliputi restoran dan resepsionis, berada dalam satu kawasan dengan Royal Safari Garden. Kawasan seluas 10,5 hektar ini terdiri dari hotel, vila, bungalo, serta area-area permainan anak dan outbound. Royal Safari Garden sendiri merupakan bagian dari Taman Safari Indonesia, sebuah taman rekreasi alam untuk keluarga yang dibangun tahun 1980 dan memiliki ratusan spesies binatang dari 5 benua di dunia.
PENERJEMAHAN KONSEP PINUS
Sebagai wajah dari Royal Safari Garden, klien menginginkan penampilan yang lebih segar dan baru. Apalagi bangunan ini memang terletak di pintu masuk, di mana tampilan baru tersebut diharapkan dapat menarik minat pengunjung. Konsep yang diusung oleh PHL Architects selaku konsultan arsitekturnya terinspirasi dari buah pinus, di mana sekitar tapak memang terdapat banyak pepohonan, terutama pinus.
Buah pinus sendiri dapat berfungsi sebagai indikator lingkungan dengan cara kemampuan buah itu untuk membuka dan menutup kulitnya sendiri. Konsep itu diterjemahkan ke dalam bangunan menjadi detail fasad, di mana dengan detail fasad tersebut bangunan tetap mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alami. Bentuknya sendiri kemudian menjadi ikon di area Puncak, karena berbeda dengan sekitarnya.
Kendati proyek ini menonjol dan berbeda dari lingkungan sekitarnya, namun sebagai bagian dari Royal Safari Garden, fisik bangunan pada proyek ini tetap memiliki kesamaan secara konsep, di mana unsur natural dijadikan tema utama. The Pine Cone juga memanfaatkan penggunaan material natural, salah satunya adalah anyaman rotan. Material ini diharapkan dapat melibatkan pengerajin lokal sehingga juga akan memunculkan social sustainability di dalamnya.
TANTANGAN DAN KEUNIKAN KONSTRUKSI
Sebagai salah satu proyek yang cukup besar di kawasan Puncak, PHL Architects harus menghadapi beberapa tantangan dalam perencanaan dan pembangunannya. Tantangan utama datang dari sisi bujet dan teknis konstruksi, terutama pada pembuatan fasad bangunannya. Untuk mengatasinya, PHL Architects berusaha mengakomodasi setiap kebutuhan klien dengan komunikasi yang terus-menerus, termasuk dalam hal melakukan revisi dan penyesuaian spesifikasi material, tanpa mengabaikan desain awal yang sudah disetujui semua pihak. Dari sisi konstruksi, muncul solusi dengan melakukan permintaan kepada kontraktor untuk membuat mock-up facade terlebih dahulu yang kemudian dijadikan bahan review secara bersama-sama.
Taman Safari yang dikenal dengan hewan-hewannya juga diadopsi ke dalam desain sehingga The Pine Cone menyediakan area animal exhibit, selain fasilitas lain berupa restoran bernuansa alam dan safari. Keberadaan unsur-unsur hewan ini menjadikan proses konstruksi dan pelaksanaan proyek tersebut menjadi menarik. Keunikan spesifik akibat beragamnya pemilihan hewan yang dimasukkan ke dalam bangunan menjadi sesuatu yang baru bagi tim desain dan pelaksana, karena diperlukan koordinasi konstruksi terkait dengan kebutuhan tersebut. Dengan kematangan proses desain dan konstruksi ini, bisa diyakini bahwa The Pine Cone kelak menjadi sebuah ikon yang tidak hanya akan sukses sebagai penyambut tamu di Royal Safari Garden, tetapi juga akan mampu menarik minat siapapun yang berlibur di kawasan Puncak.
DATA PROYEK
Nama Proyek: The Pine Cone at Royal Safari Garden
Lokasi: Cisarua, Bogor
Rencana Selesai: Juni 2018
Area Tapak: 15.000 meter persegi
Luas Area Bangunan: 17.161 meter persegi
Klien/Pemilik: PT Taman Safari Indonesia
Konsultan Arsitek: PHL Architects
Principal Architect: Patrick & Hendy Lim
Architect Team: Joseph Fredrik C., Jennifer Hansbert & Almita Nandyawulan Tedja
Konsultan Desain Interior: PHL Architects
Principal Designer: Patrick & Hendy Lim
Interior Team: Joseph Fredrik C. & Jennifer Hansbert
Konsultan Sipil & Struktur: CV Deka & Partners
Konsultan Mekanikal & Elektrikal: PT Mitra Karya Pratama
Quantity Surveyor: PT Marina Widya Karsa
Kontraktor Utama: PT Satria Bangun Persada
Kontraktor Fasad: PT Setia Handa Mandiri
Foto/Gambar: PHL Architects
