COMMENTARY ECONOMICS ONLINE EXCLUSIVE

Pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 melalui proyek-proyek infrastruktur padat karya

Image by Christina Desitriviantie/Shutterstock

Oleh: Prita Ananda & Anggi Rodes (BCI Economics Indonesia)
Editor: Anisa Pinatih

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat bahwa sektor konstruksi di 2Q 2021 telah mengalami pertumbuhan yang positif untuk pertama kalinya setelah satu tahun berada di zona merah. Ini berkat adanya proyek infrastuktur atau jasa konstruksi nasional yang diperbolehkan beroperasi di tengah pandemi COVID-19. Kontribusi sektor konstruksi kini pun tumbuh sebesar 4 persen dan naik ke peringkat ke-empat terbesar penyumbang GDP di 2Q 2021. Kapital meningkat dua kali lipat dengan pertumbuhan modal belanja dari pemerintah sebesar 50.22 persen.

Selain itu, pertumbuhan sektor konstruksi juga didukung oleh adanya anggaran untuk program padat karya tahun 2021 sebesar 23.3 triliun rupiah (naik dari anggaran 2020 sebesar 12.3 triliun). Ini merupakan katalis bagi keberlangsungan proyek selama pandemi 2021. Diantara proyek-proyek yang masih berlanjut tersebut adalah:

  • Kawasan industri teritegrasi di Batang, Jawa Tengah
  • Pembangunan daerah lumbung pangan di Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan NTT
  • Lima prioritas tujuan wisata yaitu Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo
  • Rumah sakit darurat untuk penanganan COVID-19 di 33 lokasi tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Bali, Lampung dan Medan
  • Proyek strategis konstruksi nasional: 65 dam, 469 jalan tol dan 25 ribu hektar irigasi

Tidak hanya disitu, pemerintah pun rencananya akan mengimplementasikan proyek-proyek pembangunan baru di 4Q 2021. Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, dam dan fasilitas irigasi adalah yang paling besar menyerap anggaran dan juga tenaga kerja. Inilah yang merupakan tulang punggung penyokong keberlangsungan sektor konstruksi di Indonesia. Beberapa proyek pemerintah tersebut yang terdapat dalam data BCI Asia adalah:

  • SPAM PEKANBARU WATER SUPPLY (KPBU) yang rencananya akan dimulai di 4Q 2021 dengan nilai konstruksi sebesar 499 milyar rupiah
  • IPAL KAWSAN INDUSTRI BATANG yang rencananya akan dimulai di 4Q 2021 dengan nilai konstruksi sebesar 420.68 milyar rupiah
  • DAM KEURETO yang rencananya akan dimulai di 4Q 2021 dengan nilai konstruksi sebesar 1.07 triliun rupiah
  • CIPANAS CHECK DAM (PACKAGE 3) yang rencananya akan dimulai di 4Q 2021 dengan nilai kosntruksi sebesar 547.39 milyar rupiah.

Pemerintah nampaknya optimis bahwa implementasi pembangunan infrastruktur dapat berlangsung dengan baik meskipun terkendala pandemi COVID-19. Bahkan rencananya kementrian PUPR pun juga akan memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur yang telah ada; misalnya, jalan-jalan tol akan dilengkapi dengan multi-lane free flow technology (MLFF). Dengan adanya teknologi ini, jalan tol di masa depan tidak akan butuh pintu. Rencananya akan ada 40 jalan tol yang menjadi proyek pilot MLFF, mayoritas masih berada di Jabodetabek dan Jawa, namun harapannya akan bisa diterapkan di seluruh Indonesia.

Baca juga: Outlook for industrial and office sectors in 2021 economic recovery: Singapore & Malaysia

Dengan gencarnya anggaran pembangunan infrastruktur, nampaknya di tahun 2022 kita bisa optimis bahwa sektor konstruksi akan semakin membaik. Dua diantara sekian banyak proyek yang terdapat dalam data BCI Asia adalah:

  • PROBOLINGGO-BANYUWANGI TOLL ROAD: SECTION1 yang rencananya akan dimulai di tahun 2022 dengan nilai konstruksi sebesar 4.36 triliun rupiah
  • NEW PRIOK CONTAINER TERMINAL (NPTC) 2 & 3 (PHASE 1B) yang rencananya akan dimulai tahun 2022 dengan nilai konstruksi sebesar 1.3 triliun rupiah

– Construction+ Online

Untuk informasi lebih lanjut: [email protected]