NEWS & EVENTS

Menjawab Tantangan Dunia Perhotelan di The Hotel Week Indonesia

Teknologi digital dan internet berhasil menciptakan perubahan, tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam kehidupan bisnis. Sektor hotel dan pariwisata juga harus bisa merangkul teknologi yang kini menjadi keharusan dan bagian dari kehidupan sehari-hari para konsumen.

Meskipun tingkat okupansi hotel seluruh Indonesia sepanjang 2016 masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, sektor hotel dan pariwisata sebenarnya tengah menghadapi tantangan yang cukup berat tahun ini. Hal tersebut dipicu akibat kondisi kelebihan pasokan kamar (oversupply) yang terjadi di kota-kota besar, kekurangan tenaga kerja terlatih (brain drain), dan makin tergerusnya keuntungan dari pemilik atau operator hotel disebabkan oleh online travel agency yang meminta komisi lebih tinggi dari travel agency konvensional.

Untuk menjawab tantangan tersebut, CNG Media & Events sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pameran dan konferensi berbasis business-to-bussiness (B2B) menggelar acara “The Hotel Week Indonesia”. Acara ini merupakan ajang konferensi dan ekshibisi dengan fokus di bidang hotel dan pariwisata. Ajang ini didukung oleh dua asosiasi besar, yaitu Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

“The Hotel Week Indonesia” diselenggarakan pada tanggal 23-25 November 2017 bertempat di Jakarta Convention Center. Selain ekshibisi, di ajang ini juga terdapat forum diskusi yang akan dihadiri oleh para CEO, direktur, general manager, pemilik, dan manajemen dari berbagai hotel. Ekshibitor berasal dari industri pendukung perhotelan, seperti hotel investment, teknologi perhotelan, hotel design, hotel solution, dan interior eco-tech.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani dalam jumpa pers di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta tanggal 13 November 2017 mengatakan bahwa disrupsi digital (digital disruption) mempengaruhi industri perhotelan dan memiliki dampak positif dan negatif. Tidak bisa dipungkiri bahwa tingkat okupansi hotel sangat terbantu oleh jasa dari online travel agency. “Para operator dan pemilik hotel kini harus menghadapi tantangan baru, yaitu tergerusnya keuntungan karena para pemain OTA (Online Travel Agency) kini menguasai permintaan kamar hotel, melalui aplikasi dan web portalnya meminta komisi yang cukup tinggi dengan range antara 20-30 persen,” tambah Hariyadi.

Selain tantangan disrupsi digital, industri perhotelan kini tengah menghadapi kelebihan pasokan kamar. Para pelaku industri perhotelan meminta pemerintah setempat untuk menerapkan moratorium pemberian izin hotel baru, terutama di kota-kota besar Indonesia yang sudah memiliki jumlah hotel yang sangat banyak. Menurut Hariyadi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), daerah seperti Bali, Yogyakarta, dan Bandung sudah kelebihan jumlah kamar hotel.

Pada kesempatan yang sama, Alexander Nayoan sebagai Ketua Umum Jakarta Hotel Association yang menaungi lebih dari 43 hotel bintang 4 dan 5 mengungkapkan bahwa industri perhotelan mengalami kekurangan tenaga ahli di bidang perhotelan. Apalagi hal itu ditambah dengan dengan sertifikasi profesi yang belum memadai untuk jajaran top management. Menurut Alexander yang merupakan salah satu petinggi di The Dharmawangsa Jakarta, idealnya seorang GM memiliki sertifikasi dari semua posisi yang ada di bawahnya. Untuk posisi GM dibutuhkan sekitar 54 sertifikat profesi, namun tidak semua bisa diperoleh, di mana yang tersedia hanya sekitar 15 sertifikasi dan diperoleh dari berbagai tempat.

Saat ini, Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata belum bisa menyediakan standarisasi profesi yang jelas untuk pekerja di industri perhotelan. Industri perhotelan membutuhkan uluran tangan pemerintah untuk serius membenahi masalah sertifikasi, karena masa depan industri ini sangat bergantung dari sumber daya manusia. Hal ini sudah dikeluhkan oleh pelaku industri perhotelan sejak 6-7 tahun lalu yang hingga kini belum ada solusi yang kongkret dari para pemangku kebijakan.

“The Hotel Week Indonesia” menjawab tantangan itu dengan menggelar rangkaian acara diskusi, yakni CEO Hospitality Forum yang mengangkat empat tema besar, yaitu: Perkembangan Terkini Industri Hospitaliti, Tantangan Berinvestasi dan Disrupsi Digital, Disrupsi Digital di Industri Perhotelan dan Hospitaliti, Trend Investasi di Industri Hospitaliti, dan Apakah Moratorium Izin Hotel Baru Merupakan Solusi dari Tantangan Over Supply di Industri Perhotelan?. — Construction+ Online

yasbetir1.xyz winbet-bet.com 1kickbet1.com 1xbet-ir1.xyz hattrickbet1.com 4shart.com manotobet.net hazaratir.com takbetir2.xyz 1betcart.com betforwardperir.xyz alvinbet.help/ ritzobet.org betforward.com.co betforward.help betfa.cam 2betboro.com 1xbete.org 1xbett.bet romabet.cam megapari.cam mahbet.cam وان ایکس بت بت فوروارد