COMMENTARY ONLINE EXCLUSIVE

Memilih Produk Sanitary untuk Proyek Anda

Di Indonesia , produk sanitasi secara terus menerus berkembang dengan mengikuti tren modern saat ini | Foto: Shutterstock

Oleh Angel Sarwono

Sanitary atau sanitasi dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang memiliki makna terkait hal-hal tentang fasilitas kebersihan. Definisi lain dari sanitasi menurut KBBI adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, dan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia.

Produk sanitasi menjadi salah satu produk yang sangat dibutuhkan bagi suatu pembangunan, baik properti residensial maupun komersial. Di Indonesia sendiri, produk sanitasi secara terus menerus berkembang dengan mengikuti tren modern saat ini. Warna dan bentuk dari produk sanitasi pun kini berkembang dengan berbagai bentuk dan dominasi warna yang sesuai dengan daerah atau kota-kota di Indonesia.

Baca juga: Tentukan Jenis Lighting yang Tepat untuk Proyek Anda!

Banyaknya jenis dan ragam dari produk sanitasi dapat membuat kita bingung dalam memilihnya. Pemilihan penggunaan produk sanitasi tidaklah cukup hanya dengan memikirkan desain dan fungsi saja, melainkan juga untuk kebutuhan kebersihan dan kesehatan.

Simak poin-poin di bawah ini, bagaimana memilih produk sanitasi yang baik bagi proyek Anda?

Wastafel | Foto: Shutterstock

WASTAFEL (WASHBASIN)
Wastafel merupakan salah satu produk sanitasi yang sering dijumpai pada setiap bangunan. Fungsi utama dari wastafel adalah sebagai tempat mencuci muka, menggosok gigi, dan mencuci tangan. Dalam pemilihan penggunaannya, ukuran wastafel harus bisa disesuaikan dengan ruangan agar sesuai dengan fungsi dan tujuan pemakaiannya. Semakin besar ukuran wastafel yang digunakan, maka akan semakin banyak manfaatnya.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih wastafel yang baik:
– Pilihlah bentuk wastafel yang akurat, di mana sisi pertemuan wastafel dengan dinding rata sehingga pada saat pemasangan wastafel tidak miring dan mudah lepas atau terjatuh.
– Pada pemilihan wastafel berglasur, pilihlah yang permukaannya rata, tidak berlubang ataupun retak sehingga wastafel dapat terlihat bersih.
– Pilihlah permukaan wastafel yang rata dan tidak bergelombang sehingga air dan kotoran tidak akan menumpuk pada glasur.
– Wastafel sebaiknya memiliki kedalaman minimal 12-13 cm dengan panjang dan lebar 40×30 cm agar air tidak dapat dengan mudah menyiprat keluar pada saat wastafel dipakai.
– Pilihlah wastafel dengan lubang overflow yang lebih rendah dari sisi bowl wastafel agar air tidak akan keluar pada saat wastafel penuh.

Kloset | | Foto: Shutterstock

KLOSET
Produk sanitasi ini terdiri dari 2 jenis, yakni kloset duduk dan jongkok. Masing-masing dari kedua jenis kloset ini memiliki beberapa model. Pemilihan penggunaan jenis kloset dapat dilihat dari fungsinya masing-masing.

Kloset jongkok:
– Model U-Trap: Pemilihan jenis kloset jongkok ini adalah yang paling umum dengan cara menyiram untuk pembilasannya. Harganya pun terbilang cukup murah dan ekonomis.
– Model S-Trap: Memiliki cara pembilasan yang sama dengan Model U-Trap, kelebihan dari model ini adalah saluran pembuangan S-Trap terbilang lebih mudah pemasangannya, serta lebih higenis dan sempurna.
– Model Back Suppley: Model yang satu ini lebih sering dijumpai pada rumah sakit karena mempermudah dalam pembilasannya. Jenis produk ini dilengkapi dengan pembilas pada bagian belakang kloset.

Kloset duduk:
Model Duoblok memiliki 3 bagian, yaitu tangki air, bowl, dan penutup tangki air. Model kloset duduk ini merupakan yang paling umum digunakan. Selain memiliki tempat duduk yang tinggi dan dilengkapi dengan lubang duduk yang cukup besar, pembilasan dari model kloset ini terbilang sangat mudah. Beberapa jenis pembilasan pada kloset duduk:
– Sistem pusaran air (siphonic system), di mana cara pembilasannya memanfaatkan pusaran air untuk membilas kotoran.
– Sistem jatuh sekat (wash down system), di mana pembilasannya dengan memanfaatkan dorongan air untuk membilas kotoran.

Bak berendam | Foto: Shutterstock

BAK BERENDAM (BATHTUB)
Dalam memilih bathtub atau bak berendam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat sesuai dengan selera dan kebutuhan. Pemilihan bak berendam harus disesuaikan dengan luas kamar mandi karena akan sangat menentukan model bak yang cocok. Untuk ukuran kamar mandi yang luasnya lebih kecil, dapat menggunakan model sudut atau streamline. Sementara, untuk kamar mandi dengan ruang yang luas dapat menggunakan model freestanding atau boxed in. Pemilihan material bak juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan selera.

Jenis material yang biasanya digunakan adalah:
– Akrilik; Memiliki ketahanan yang lebih kuat, tidak mudah kotor, dan perawatannya yang terbilang mudah.
– Fiberglass; Kelebihan dari bak berendam dengan material ini adalah bahannya yang bersifat ringan, namun memiliki kekurangan karena mudah tergores.
– Porcelain; Memiliki kelebihan yang sama dengan akrilik di mana jenis ini memiliki ketahanan yang kuat. Namun, kekurangannya adalah akan sangat sulit untuk diperbaiki jika mengalami kerusakan.

Selain itu, Anda juga perlu memilih tingkat kedalaman bak berendam yang sesuai karena akan sangat mempengaruhi kenyamanan saat menggunakannya. Idealnya, bak berendam bergaya Jepang akan memiliki kedalaman sekitar 22 inci, sedangkan untuk yang bergaya Eropa memiliki kedalaman 18 inci.

Anda juga perlu menyesuaikan dengan interior kamar mandi. Untuk interior kamar mandi dengan desain klasik, bak berendam dengan jenis clowfoot tubs akan cocok karena memiliki tampilan yang mewah. Sedangkan untuk interior kamar mandi berdesain minimalis, bak berendam dengan jenis freestanding akan lebih tepat untuk digunakan karena memiliki tampilan yang sederhana, namun tetap stylish.

Pancuran | Foto: Shutterstock

PANCURAN (SHOWER)
Penggunaan pancuran pada kamar mandi dipercaya dapat mengurangi atau menghemat penggunaan air bersih. Untuk itu, ada beberapa tips dalam memilih shower yang baik.
– Pilihlah jenis dan model pancuran yang sesuai dengan tema atau desain interior kamar mandi. Jenis shower yang dipasang langsung pada dinding akan lebih boros dan penggunaan airnya akan lebih banyak dibandingkan dengan pancuran dengan gagang karena semprotan air yang dihasilkan melebar dan kurang terfokus pada badan.
– Pilihlah pancuran dengan kekuatan pancaran air yang terasa halus dan dapat terpancar merata untuk durasi mandi yang lebih lama, dan pancaran yang lebih kuat jika ingin mandi lebih cepat.
– Pilihlah material atau bahan pembuat pancuran yang terbuat dari plastik ataupun stainless steel. Hindari pancuran dengan material besi karena akan lebih mudah berkarat jika terkena kontak dengan air secara berkala sehingga nantinya air dilhasilkan tidak lagi bersih dan akan berbau.

Baca juga: Keramik, Material Konstruksi Pelapis Lantai yang Relatif Murah, Bervariasi, dan Indah

Secara umum, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membeli produk sanitary yang diproduksi oleh suatu perusahaan:
1. Memiliki nilai estetika dan seni. Hal ini diperlukan agar dalam pemakaian produk sanitasi dapat memberikan kesan yang indah pada setiap pengguna maupun untuk tampilan ruangan
2. Bentuk dan warna yang sesuai dengan kebutuhan
3. Memiliki lapisan microguard (lapisan kimia yang anti jamur)
4. Tema yang diangkat dari desain produk sanitasi (minimalis, modern atau klasik)
5. Garansi produk yang ditawarkan pada saat pembelian produk sanitasi
6. Perawatan apa saja yang diperlukan dalam penggunaan produk sanitasi tersebut
7. Harga produk yang kompetitif. Beberapa perusahaan memproduksi produk sanitasi dengan harga yang kompetitif, bahkan produk dengan harga yang lebih rendah dengan kualitas yang terbilang baik

— Construction+ Online


Disclaimer: Construction+ makes reasonable efforts to present accurate and reliable information on this website, but the information is not intended to provide specific advice about individual legal, business, or other matters, and it is not a substitute for readers’ independent research and evaluation of any issue. If specific legal or other expert advice is required or desired, the services of an appropriate, competent professional should be sought. Construction+ makes no representations of any kind and disclaims all expressed, implied, statutory or other warranties of any kind, including, without limitation, any warranties of accuracy and timeliness of the measures and regulations; and the completeness of the projects mentioned in the articles. All measures, regulations and projects are accurate as of the date of publication; for further information, please refer to the sources cited.

Hyperlinks are not endorsements: Construction+ is in the business of promoting the interests of its readers as a whole and does not promote or endorse references to specific products, services or third-party content providers; nor are such links or references any indication that Construction+ has received specific authorisation to provide these links or references. Rather, the links on this website to other sites are provided solely to acknowledge them as content sources and as a convenient resource to readers of Construction+.