NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

Megawati Ikut Letakkan Batu Pertama Konstruksi Pura Besakih di Bali

Foto: PUPR

Penataan kawasan suci Pura Agung Besakih di Kabupaten Karangasem, Bali mulai dilaksanakan. Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali I Wayan Koster melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya konstruksi pada proyek tersebut.

Penataan ini dilakukan sebagai upaya perlindungan kawasan cagar budaya Pura Agung Besakih yang merupakan pusat peribadatan umat Hindu di Bali, sekaligus sebagai destinasi wisata kelas dunia. Turut hadir secara langsung pada acara seremoni dengan prokes yang ketat ini adalah Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, Dirut PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Novel Arsyad, Dirut Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono, dan Tokoh Spiritual Bali Pandita Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun.

Pekerjaan fisik penataan kawasan ini tidak akan menyentuh area bangunan utama Pura Besakih yang digunakan sebagai tempat ibadah. “Yang terpenting dari penataan kawasan ini untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung yang beribadah dan berwisata. Karena menurut informasi, saat ada upacara besar kondisinya akan sangat ramai. Untuk itu, akan dibuat alur masuk dan keluar yang berbeda sehingga tidak ada penumpukan, termasuk sirkulasi jalan untuk kendaraan akan diatur,” jelas Menteri Basuki.

Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya melakukan penataan Pura Agung Besakih dengan mekanisme rancang dan bangun (design and build) meliputi Area Manik Mas, berupa gedung parkir setinggi 4 lantai seluas 55.201 m2 berkapasitas 66 unit bus, 1.369 unit mobil, 18 unit kios besar, dan 12 unit kios kecil. Kemudian, penataan Area Bencingah, berupa pembangunan kios pedagang sebanyak 358 kios dengan luas total bangunan 7.587 m2 yang meliputi 196 kios besar (berukuran 4 m x 6 m) dan 162 kios kecil (berukuran 2,5 m x 3 m).

Foto: PUPR

Rencananya, PT PP Tbk sebagai kontraktor pelaksana dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri selaku manajemen konstruksi akan mengerjakan pelaksanaan fisik penataan selama 540 hari kalender sejak tanggal kontrak dengan biaya APBN sebesar Rp 378,4 miliar.

Pembebasan lahan kawasan Pura Besakih dimulai pada tahun 2020 dan dilanjutkan secara bertahap pada 2021-2022 dengan biaya Rp 400 miliar bersumber APBN, dan sekitar Rp 400 miliar bersumber dari anggaran pemerintah daerah, termasuk untuk pembebasan tanah. “Pembangunan pelindungan kawasan suci Pura Agung Besakih merupakan implementasi program dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yaitu melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru,” ujar Gubernur I Wayan Koster.

Pura Besakih merupakan pusat peribadatan terbesar di Bali, sekaligus tujuan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, khususnya pada waktu-waktu tertentu di hari besar kegiataan keagamaan umat Hindu. Banyaknya kunjungan wisatawan tersebut kerap mempengaruhi keberlangsungan kegiatan ritual keagamaan sehingga mengurangi kekhidmatan dan kenyamanan umat saat melakukan kegiataan spiritual.

Terletak 52 km dari kota Denpasar dan dapat ditempuh melalui jalan darat selama 1,5 jam, Pura Agung Besakih di Kabupaten Karangasem terdiri dari 117 pura yang sering digunakan untuk kegiatan ritual pada waktu-waktu tertentu, seperti Upacara Tawur Labuh Gentuh dan Mrebu Gumi di Pura Agung Besakih pada Maret 2022. — Construction+ Online