NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

Masuki Tahap Uji Beban, Jalan Layang Ahmad Yani di Semarang Siap Dioperasikan

Foto: PUPR

Pembangunan Jalan Layang Ahmad Yani yang menghubungkan Jalan Madukoro dengan Bandara Internasional Ahmad Yani di Kota Semarang, Jawa Tengah, telah selesai dibangun. Saat ini, Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) telah melakukan uji beban (loading test) pada konstruksi flyover tersebut sebelum dioperasikan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pembangunan bandara bertaraf internasional seperti ini perlu didukung oleh akses jalan yang khusus (dedicated lane). Titik awal jalan layang ini mulai dari Jalan Anjasmoro melintasi Jalan Arteri Yos Sudarso dan membentang hingga Jalan Madukoro.

Selama ini, jalan yang menjadi akses masuk bandara masih berstatus jalan kota sehingga tercampur antara lalu lintas lokal dan lalu lintas menuju perumahan sekitar, termasuk adanya hambatan samping yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas di depan area bandara. Keberadaan Flyover Ahmad Yani diharapkan akan memperlancar akses kendaraan dari dan menuju bandara karena adanya pemindahan terminal baru Bandara Jenderal Ahmad Yani.

Pembangunannya dibiayai dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun jamak 2020-2021 sebesar Rp 149,3 miliar. Konstruksi jalan layang ini memiliki panjang 1,2 km dan lebar 10,25 meter yang terdiri dari empat lajur dan dua jalur.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.6 Provinsi Jawa Tengah, Arif Agus Styawan mengatakan bahwa uji beban Flyover Ahmad Yani oleh Direktorat Jembatan, Balai Jembatan bersama KKJTJ ini dilakukan untuk memastikan kelayakan dan keamanan konstruksi jalan layang. Setelah dinyatakan aman dan sudah dirapikan, maka uji coba lalu lintas akan dilaksanakan kemudian.

Saat ini, pekerjaan di lapangan yang masih dilakukan adalah proses pemasangan ornamen untuk mempercantik flyover dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota maupun Provinsi. Jalan Layang Akses Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang ini mengusung budaya lokal yang dituangkan dalam desain arsitekturnya. Desain ornamen yang diterapkan merupakan hasil pilihan masyarakat melalui voting yang dilakukan di media sosial, beberapa waktu lalu. — Construction+ Online