NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

Lima Embung di Jawa Tengah Diaktifkan Sebagai Upaya Tingkatkan Konservasi Air dan Destinasi Wisata

Foto: PUPR

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun bendungan maupun embung di berbagai wilayah di Indonesia. Hal itu sebagai upaya peningkatan tampungan air dan dukungan akan ketahanan pangan nasional.

Pembangunan lima embung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang saat ini konstruksinya sudah selesai adalah bagian dari upaya tersebut. Kelima embung itu adalah Embung Imogiri, Embung Imogiri II, Embung Mualimin, Embung UII II, dan Embung Sendangtirto.

Embung Imogiri terletak di Kabupaten Bantul yang dibangun pada TA 2020 dengan anggaran Rp 7,9 miliar. Embung ini memiliki kapasitas tampung 64.099 m3 dengan luas genangan 1,13 hektar dengan manfaat utamanya sebagai konservasi air dan pengendalian banjir, serta potensi destinasi wisata baru.

Pembangunan embung ini mengadopsi kearifan lokal. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan bahwa embung ini sangat artistik dengan desain yang melambangkan gunungan wayang.

Foto: PUPR

Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Ditjen Sumber Daya Air juga membangun Embung Imogiri II di Kabupaten Bantul pada tahun 2021 dengan biaya Rp 12 miliar dengan kapasitas tampung 26.848m3 dan luas genangan 0,685 Ha. Manfaat utamanya adalah untuk konservasi air dan pengendalian banjir, serta potensi destinasi wisata baru.

Di Kabupaten Bantul Kementerian PUPR juga membangun Embung Mualimin pada TA 2021 dengan anggaran Rp 6,1 miliar yang memiliki kapasitas tampung 1.200 m3. Lalu, pembangunan Embung UII II pada 2020 silam juga sudah rampung dikerjakan dengan kapasitas tampung 14.980 m3. Memiliki anggaran Rp 6,1 miliar, embung ini dilengkapi dengan laboratorium mikrohidro.

Terakhir adalah pembangunan Embung Sendangtirto di Kabupaten Sleman. Embung ini telah selesai dibangun pada 2021 lalu, memiliki kapasitas tampung 9.716 m3 dan dibangun dengan anggaran Rp 8,6 miliar. Kehadiran embung ini diharapkan dapat memberikan solusi pengairan bagi para petani setempat sehingga mampu mendongkrak hasil tani dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan masyarakat, seperti menyimpan air pada saat musim penghujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu diperlukan. Embung juga merupakan salah satu teknik pemanenan air yang sangat sesuai di daerah yang sering mengalami kekeringan. — Construction+ Online