NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

Indonesia Hadir Perdana di Ajang Maison et Objet

Pertama kali dalam 20 tahun terakhir, Indonesia, melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), hadir di ajang Maison et Objet, pameran dagang (trade fair) terbesar di bidang kriya dan desain interior di Paris Nord Villepinte Exhibition Centre, Paris, Prancis pada tanggal 6-10 September 2019. Dalam partisipasi perdana ini, Bekraf berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Prancis, merangkap Andorra, Monako dan UNESCO, serta Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII).

Bekraf memiliki komitmen untuk meningkatkan nilai ekspor produk ekraf lokal menuju pasar global. Hal ini diwujudkan melalui salah satu program besar bertajuk Indonesia Creative Incorporated (ICINC), sebuah program akselerasi yang mempersiapkan perluasan produk dan jasa kreatif ke luar negeri. Produk dan jasa kreatif yang siap dan lulus masuk ICINC adalah best of the best di subsektornya masing-masing, di mana salah satu subprogram untuk subsektor kriya dan desain interior adalah IDentities yang membawahi pendukungan pada event Maison et Objet ini.

Pameran yang merupakan benchmark para kreatif dunia ini diselenggarakan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan September dan Januari. Tiap gelarannya berhasil menyedot perhatian lebih dari 84 ribu pengunjung dan melibatkan 2.990 brand dari 65 negara. Sebagai sebuah pameran yang paling bergengsi, Joshua Simandjuntak mengaku, Maison et Objet sangat ketat dalam memilih produk-produk yang akan dipamerkan. Karena itu, Bekraf dengan dukungan HDII selama kurang lebih setahun melakukan proses seleksi sesuai standar Maison.

Ketua Dewan Kurator, Francis Surjaseputera menjelaskan, “Dalam dunia kriya internasional, Indonesia belum dikenal sebagai penghasil produk dengan nilai desain tinggi. Padahal banyak sekali produk karya anak bangsa yang sangat bagus. Tugas kami sebagai kurator adalah memilih produk yang tepat untuk pasar Eropa, khususnya Prancis yang dikenal sangat tinggi cita rasanya”. Sementara itu, Ketua HDII Nasional, Rohadi Sumardi menyatakan, HDII sangat bangga diberi kepercayaan oleh Bekraf untuk terlibat dalam pameran ini.

Mulai dari proses pengumpulan data calon peserta yang sepenuhnya dilakukan via online terkumpul sebanyak 86 peserta dari berbagai kategori yakni craft, unique decorative, furniture object, contemporary design, rugs, tableware, lighting, dan luxury brand. Kemudian, diseleksi secara administratif menjadi 56 peserta, dengan mempertimbangkan di antaranya pada tema produk, penajaman target pasar, kesanggupan produksi, dan adanya kerja sama dengan industri manufaktur.

Dari 56 peserta, terpilih lagi menjadi 36 pesert, yang tak kalah ketat proses seleksinya soal produk. Bukan hanya pada fungsional produk, tetapi juga aspek sosial (social impact) dalam proses pembuatannya. Joshua mencontohkan bahwa kerajinan dari Du’Anyam melibatkan sekitar 1.000 perajin di Flores. Untuk tahapan ini didampingi langsung oleh desainer yang mengkurasi detail produk.

Akhirnya, disaring kembali menjadi 24 peserta atau brand yang akan diboyong ke Paris. Ke-24 nama lokal beserta produk unggulan di bawah brand identities yang terpilih, di antaranya AIEVL Design Studio, Alfath Kurniadi, Budi Pradono, Djalin, Kayou, Du’Anyam, Threadapeutic, Bika Living, Vivere, Rattan of Indonesia, Keratons, DUA Lighting, Kandura, Conture, Bermock, Nouvwerks, Juno Home, Roa, SPEDAGI, Super Rattan, UMA Design, Siji, Moire Rugs, dan Pala Nusantara.

Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monak, serta UNESCO, Arrmanatha Christiawan Nasir menyatakan bahwa diplomasi ekonomi merupakan salah satu prioritas dalam diplomasi Indonesia. Karena itu, KBRI secara terus-menerus mencari peluang untuk meningkatkan akses pasar bagi produk ekspor Indonesia yang salah satu di antaranya adalah produk ekonomi kreatif. — Construction+ Online