PT MRT Jakarta tidak menyediakan tempat sampah di area stasiun dan kereta. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya menjaga kebersihan di stasiun dan kereta MRT Jakarta, sekaligus mengedukasi masyarakat terkait pengurangan penggunaan produk yang berpotensi meninggalkan sampah. Dengan tidak disediakannya tempat sampah, diharapkan masyarakat tidak membawa sampahnya masuk ke dalam stasiun atau kereta. Sementara pada gerai-gerai yang menjual makanan dan minuman di area beranda peron tidak berbayar (unpaid concourse area), setiap gerai wajib menyediakan tempat sampah karena masyarakat diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman pada area ini.
Manajemen MRT Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI secara intensif dalam menjalankan aksi bersama untuk mencegah buang sampah di MRT Jakarta. “Kita akan menerapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa setiap orang dengan sengaja atau terbukti membuang sampah di tempat umum akan dikenakan uang paksa paling banyak Rp 500.000,00,” ujar Muhamad Kamaluddin, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta.
MRT Jakarta akan melaksanakan patroli bersama di area sekitar stasiun serta melakukan kampanye Tahan-Simpan-Pungut, yaitu imbauan kepada masyarakat agar menahan diri untuk tidak membawa barang yang berpotensi menjadi sampah ke dalam stasiun dan kereta MRT. Kamal menilai bahwa kurang dari sebulan sejak stasiun dan kereta MRT Jakarta dibuka untuk umum, kesadaran pengguna MRT terkait sampah terlihat semakin baik setiap hari, bahkan banyak komunitas masyarakat banyak yang menginisiasi gerakan pungut sampah.
MRT Jakarta pun mengapresiasi inisiatif-inisiatif tersebut dan berharap agar budaya untuk mulai mengurangi penggunakan produk yang berpotensi menghasilkan sampah sehingga budaya menjaga kebersihan dan tidak membawa sampah di fasilitas publik atau moda transportasi umum lainnya dapat menjadi kebiasaan masyarakat dalam kesehariannya. — Construction+ Indonesia
