NEWS & EVENTS

Iconic Design Di Sayembara Prarancangan Gedung Di Yogyakarta

Sejarah panjang Universitas Islam Indonesia (UII) yang diawali dengan nama Sekolah Tinggi Islam pada 27 Rajab 1364 H atau bertepatan dengan tanggal 8 Juli 1945 berdinamika dan berkembang sampai saat ini. Tidak hanya sebagai lembaga pendidikan saja, tetapi UII hadir lebih komprehensif dan berkelanjutan. Meneladani semangat perjuangan para founding father, UII menjelma menjadi barometer pendidikan bangsa yang visioner, modern, komprehensif, dan sekaligus menjadi ruang dakwah yang rahmatan lil alamin.

Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia yang menaungi UII serta beberapa unit pelayanan dan usaha lainnya mempunyai kebutuhan gedung kantor yang semakin berkembang. Hal inilah yang melatar belakanginya kerja ama dengan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menyelenggarakan Sayembara Prarancangan (schematic design) Gedung Yayasan Badan Wakaf UII yang berlokasi di Jalan Cik Di Tiro 1, Terban, Yogyakarta.

Pendaftaran Sayembara ini dimulai 10 Juli 2017 dan ditutup pada tanggal 15 Agustus 2017. Mengundang arsitek-arsitek profesional dan mahasiswa arsitektur dari seluruh Indonesia untuk mencurahkan visi, inovasi, dan kreatifitasnya dalam desain yang mampu mewujudkan bangunan iconic, relevan dengan advice planning pemerintah Kota Yogyakarta, mengakomodir kebutuhan ruang yang fungsional, liveable, memahami culture baik tangible maupun intangible, ramah lingkungan, ramah bagi siapa saja termasuk penyandang disabilitas, berkelanjutan, bersandar pada nilai-nilai historis dan ideologis Universitas Islam Indonesia.

Pilihan arsitektur gedung ini nanti juga harus mempertimbangkan orientasi bangunan, kenyamanan termal, visual pada iklim tropis yang mendukung pemanfaatan dan efisiensi energi, optimalisasi tata cahaya hingga penghawaan alami secara cerdas sesuai Permen PUPR No. 02 Th. 2015, tentang Bangunan Gedung Hijau. Desain tata ruang luar nantinya juga dilengkapi plaza dengan tata lansekap yang selaras dan berkesinambungan dengan kawasan, sekaligus berfungsi sebagai RTH Kota. Desain tata ruang dalamnya juga diharapkan efisien, terorganisir, dan terintegrasi secara cermat dengan sistem struktur, sistem MEP, serta perawatan bangunan yang efisien untuk kompleks perkantoran. Tidak kalah penting, desain bangunannya nanti akan menampilkan konsep desain sistem struktur yang berorientasi sebagai bangunan tahan gempa.

Sayembara yang memperebutkan hadiah total 175 juta rupiah ini menghadirkan juri-juri dari akademisi dan arsitek kaliber nasional dan internasional, di antaranya: Ir. Munichy B. Edrees, M.Arch, IAI, AA; Ir. Budi. A Sukada, IAI, AA; Dr. Ir. Revianto Budi Santosa, M.Arch; Prof. Ir. Totok Roesmanto, M.Eng, IAI; dan Ir. Jatmika Adi Suryabrata, M.Sc, Ph.D, IAI.

Dari 50 karya yang masuk, panitia dan juri menentukan 14 karya terbaik pada penjurian tahap 1. Dari 14 karya tersebut, ditentukan 5 karya yang berhak maju ke penilaian final yang diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus 2017 lalu. Pada penjurian final yang juga dihadiri oleh Dr. Luthfi Hasan selaku Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf UII, semua finalis menampilkan presentasi karya finalis di hadapan dewan juri dan undangan yang hadir.

Adapun para pemenang yang terpilih dewan juri adalah:

Juara 1: Karya Satrio Suryo Herlambang dan tim yang berhak menerima hadiah utama senilai 100 juta rupiah.
Juara 2: Karya Firman Saleh dan tim (50 juta rupiah)
Juara 3: Karya Fahmi Ferdiansyah dan tim (25 juta rupiah)
Juara Harapan 1: Karya Anila Pramesti dan tim (2,5 juta rupiah)
Juara Harapan 2: Karya Dhiksta Olya Widyasmara dan tim (2,5 juta rupiah)