NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

COVID-19 dan Pengetatan KPA Pengaruhi Lesunya Pemasaran Apartemen di Jakarta

Foto: WorldStockStudio / Shutterstock

Sektor properti masih belum bangkit sepenuhnya dari keterpurukannya. Hal ini terbukti dari kinerja penjualan apartemen di Jakarta yang tidak kunjung mengalami perbaikan. Menurut laporan Leads Property Indonesia, terdapat 21.501 apartemen yang tidak laku di pasaran hingga 31 Agustus 2020. Rinciannya, sebanyak 4.843 unit merupakan apartemen untuk kelas menengah bawah dengan rentang harga Rp 16 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi. Lalu, 10.554 unit untuk apartemen kelas menengah atas dengan kisaran harga Rp 20 juta hingga Rp 40 juta per meter persegi. Terakhir, apartemen upper class atau mewah dengan rentang harga di atas Rp 40 juta per meter persegi.

Berdasarkan distribusi wilayah, kawasan Jakarta Selatan mendominasi apartemen tak laku dengan jumlah 9.186 unit, disusul kawasan Jakarta Barat dengan 5.927 unit. Jakarta Utara menyumbang 2.234 unit dan Jakarta Pusat 1.441 unit. Khusus CBD Jakarta terdapat 2.713 unit yang merupakan apartemen dengan klasifikasi mewah.

Hendra Hartono selaku CEO Leads Property Indonesia mengatakan selain faktor perlambatan yang telah terjadi sejak tiga tahun terakhir akibat lesunya ekonomi global, pandemi COVID-19 ikut memperparah keadaan, selain juga pengetatan kredit pemilikan apartemen (KPA). “Ketatnya penyaluran KPA yang bergantung pada kebijakan masing-masing bank sangat berpengaruh,” ujarnya. Menurut Hendra, meski demikian masih ada juga bank yang bermurah hati untuk tetap menyalurkan KPA-nya dengan persyaratan yang longgar.

Hal ini selektif, agar bisnis perbankan sebagai pemberi kredit tetap berjalan meski di tengah krisis kesehatan dan perlambatan ekonomi. Hal ini dipengaruhi payroll nasabah KPA, apakah terganggu atau masih stabil, di mana yang masih stabil, kemungkinan besar akan lebih diutamakan. Sementara di sisi lain, banyak juga bank yang mengutamakan penyaluran KPA untuk apartemen baru khususnya yang dibangun oleh pengembang dengan reputasi positif. – Construction+ Online