Setelah berpartisipasi pada tahun 2017, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Republik Indonesia akan kembali menghadirkan Paviliun Indonesia dengan memamerkan karya-karya para seniman Indonesia pada perhelatan Venice Art Biennale tahun 2019, di Venezia, Italia. Penyelenggaraan Paviliun Indonesia di VAB bagian dari tanggung jawab BEKRAF untuk memberikan dukungan kepada semua pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif, khususnya para praktisi seni rupa di Indonesia.
Venice Art Biennale (La Biennale Arte di Venezia yang disingkat VAB) sendiri merupakan pameran seni rupa internasional berkala yang tertua di dunia. Pertama kali diselenggarakan di kota Venezia pada tahun 1895, pameran ini telah menjadi kegiatan yang menampung berbagai eksperimentasi artistik mutakhir para seniman modern dan kontemporer sekaligus menjadi kanal untuk penyaluran dana pemerintah atau publik untuk kebudayaan. Selain menyajikan karya-karya dalam sebuah pameran bersama, VAB juga menampilkan pameran-pameran dalam format paviliun nasional.
Untuk menyongsong penyelenggaraan VAB tahun 2019, BEKRAF telah mengadakan acara Focus Group Discussion pada Februari 2018 di Jakarta yang membahas dan mengkaji ulang penyelenggaraan Paviliun Indonesia pada VAB 2017. FGD ini melibatkan para pelaku dan pakar di bidang seni rupa (seniman dan kurator) Indonesia. Kemudian dari acara ini lahir usulan dan masukan yang menjadi dasar proses penyelenggaraan seleksi Tim Artistik Paviliun Indonesia untuk VAB 2019.
Salah satu hasil FGD tersebut menghasilkan rekomendasi kepada BEKRAF untuk menyelenggarakan proses seleksi melalui undangan terbatas (call for entries) kepada para seniman dan kurator Indonesia. Proses seleksi awal melibatkan sejumlah nama seniman dan kurator Indonesia yang berjumlah lebih dari 60 buah, berasal dari lintas generasi, lintas kota asal, dan lintas bidang keahlian. Tahap ini menghasilkan 23 nama kurator dan seniman Indonesia terpilih, yang kemudian diundang mengajukan proposal yang wajib mengatasnamakan tim artistik untuk Paviliun Indonesia.
Pada saat seleksi proposal, BEKRAF bekerja sama dengan Yayasan Design Art Indonesia (YDAI), yang kemudian menunjuk sejumlah kurator, seniman, dan akademisi sebagai Dewan Juri, yakni: Dolorosa Sinaga (Ketua), I. Bambang Sugiharto, Jim Supangkat, Nirwan Dewanto dan St. Sunardi (anggota).
Dewan Juri menetapkan bahwa penilaian atas proposal yang masuk didasarkan pada sejumlah elemen mendasar, yakni: gagasan utama proyek pameran yang mencakup inovasi dan ketajaman uraian gagasan kuratorial, serta relevansinya dengan perkembangan seni rupa kontemporer global; kesesuaian gagasan dengan pemilihan maupun rancangan karya-karya seniman, tata-letaknya di dalam ruang pamer, sekaligus koherensinya sebagai suatu presentasi artistik; tingkat kemungkinan (feasibility) perwujudan gagasan, termasuk dalam perencanaan kerja dalam masa persiapan (riset, pembuatan purwarupa, produksi karya, pengiriman, dan pemajangan), serta estimasi pembiayaan proyek pameran; dan kelengkapan kerja, yakni berbagai elemen sumber daya yang akan terlibat dalam realisasi proposal proyek.
