Sebagai penyedia informasi konstruksi terdepan di Asia, BCI Asia melalui divisi BCI Economics merilis prospek konstruksi Indonesia 2017 dalam laporan berjudul “2017 – A Year of Mixed Outcome”.
Laporan tersebut ditujukan memberikan informasi mengenai pergerakan pasar terkini dan perkembangan pembangunan di Indonesia. Pada kesempatan itu, tim BCI Economics juga menyampaikan analisis sektor-sektor penting di Indonesia, dengan disertai tampilan data interaktif.
Dua pembicara dari BCI Asia, Agus Dinar dan Cahyono Siswanto, bergiliran memaparkan perkembangan dunia konstruksi Tanah Air dan memberikan pemaparan peluang proyek konstruksi di 2017. Dalam paparannya, Cahyono menjelaskan tren konstruksi Indonesia di 2017 yang banyak diwarnai proyek sipil ketimbang pembangunan gedung. Pembangunan sektor perumahan, hotel, perkantoran, kesehatan, pusat olahraga, dan industri akan mengalami kontraksi sebesar 9,25% di 2017. Hal itu salah satunya disebabkan kelebihan pasokan (oversupply).
Di lain hal, pembangunan sipil diprediksi meningkat sebesar 7,69%, yang meliputi pembangunan jalan, jembatan, jalan tol, bandar udara, irigasi, pelabuhan, LRT, dan pembangkit listrik. Hal itu sejalan dengan usaha pemerintah dalam menjalankan program infrastruktur jangka menengah. “Secara nasional, industri konstruksi di Indonesia akan meningkat 8,42% selama tahun ini, dan akan bertahan hingga 2017,” ujarnya. BCI Breakfast Briefing ditutup dengan sesi tanya jawab bersama kedua pembicara.
