COMMENTARY ONLINE EXCLUSIVE

Pengaplikasian Secondary Skin ke dalam Konstruksi Bangunan

TSDS Maker Space karya TSDS Interior Architects

Oleh Anton Adianto

Secondary skin merupakan lapisan kedua pada fasad sebuah bangunan yang fungsi utamanya sebagai penahan sinar matahari langsung. Oleh karenanya, secondary skin banyak diterapkan pada konstruksi bangunan yang berada di daerah tropis.

Pada awal 1849, secondary skin pertama kali diaplikasikan oleh Richard Steiff pada bangunan Steiff-Factory. Kala itu, pengaplikasiannya hanya berupa lapisan transparan yang digunakan untuk memaksimalkan cahaya matahari serta mereduksi panas dan dinginnya udara dari luar bangunan.

Baca juga: Proyek TSDS Maker Space yang memakai secondary skin

Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat akan bangunan yang nyaman dan perkembangan ilmu arsitektur, kini secondary skin dirancang sedemikian rupa agar dapat menyatu dengan desain arsitektur itu sendiri hingga fungsinya kini lebih dari sekadar penahan sinar matahari. Bahkan dengan kemajuan teknologi, saat ini secondary skin dalam konstruksi bisa dioperasikan sesuai kebutuhan, apakah itu dibuka, ditutup ataupun digeser sehingga lebih dinamis.

Baca juga: Secondary skin dalam proyek mixed-use Raz Parc dari ISSO

Raz Parc karya ISSO

Berikut pengaplikasian secondary skin pada suatu bangunan:

  • Melindungi dari cahaya matahari
    Pada bangunan yang memiliki bukaan di posisi yang banyak disinari matahari sehingga terasa sangat panas dan silau di jam-jam tertentu, maka secondary skin banyak berperan dalam mereduksi panas dan meredam cahaya matahari yang masuk secara langsung.
  • Dapat menjadi media vertical garden
    Secondary skin yang berupa rangka atau bidang vertikal dapat menjadi media untuk tanaman rambat. Secondary skin dapat dibuat dari susunan pot dan menanaminya dengan berbagai tanaman hias. Dengan demikian fasad bangunan terlihat asri dan sejuk.
  • Menambah privasi
    Untuk bangunan yang menerapkan bukaan lebar pada desain fasadnya, maka secondary skin bisa menjadi alternatif penyelesaian agar bangunan yang semula terbuka menjadi lebih privat tanpa benar-benar tertutup.
  • Memperkuat tampilan bangunan
    Agar bangunan tampil mencolok dan menarik, maka secondary skin dapat diterapkan dengan memakai motif menarik pada eksteriornya sehingga bangunan menjadi berbeda dan lebih eye-catching.

Baca juga: Futsall Hall karya KYUU Architect di Cianjur yang memanfaatkan secondary skin

Futsall Hall karya KYUU Architect

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengaplikasian seconday skin, antara lain:

  1. Arah hadap bangunan
    Apabila bangunan menghadap arah timur atau barat, pemasangan secondary skin merupakan pilihan yang tepat untuk mengatur panas dan cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan.
  2. Material secondary skin
    Masing-masing material menghasilkan tampilan estetika dan nuansa fasad bangunan yang berbeda.
  3. Cara memasang berdasar jenis material
    Berikut beberapa contoh jenis material yang kerap digunakan untuk secondary skin suatu bangunan:
  • Bambu. Penggunaan material tradisional yang ramah lingkungan ini akan menghadirkan nuansa etnik, alami, dan menenangkan pada bangunan. Namun, pastikan finishing untuk material ini menggunakan pelapis yang tahan terhadap cuaca ekstrim.
  • Kayu. Penggunaan material kayu akan menghadirkan nuansa homely, simple, dan bersahaja pada suatu bangunan. Seperti halnya material bambu, untuk finishing-nya perlu menggunakan material yang tahan terhadap cuaca ekstrim.
  • Besi. Kerap dipakai sebagai material secondary skin karena sifatnya yang kokoh dan tahan terhadap cuaca ekstrim sehingga lebih tahan lama.
  • Botol Bekas. Material daur ulang ini tidak hanya dapat mereduksi cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan dan memungkinkan sirkulasi udara berjalan lancar, namun juga dapat meneruskan cahaya tersebut ke dalam ruangan menjadi lebih berwarna. Hal ini tentunya memberikan efek yang hangat dan dramatis. Untuk pemasangannya, material tersebut disusun menjadi panel-panel di antara modul rangka konstruksi.
  • Fiber. Seiring dengan inovasi teknologi, saat ini material fiber dapat dibentuk menjadi beragam rupa sesuai keinginan pemilik bangunan. Karena kemudahan dan fleksibilitasnya tersebut, fiber menjadi salah satu pilihan bahan yang banyak digunakan dalam merancang secondary skin.

Baca juga: Proyek renovasi Petrotekno Office yang menggunakan secondary skin

– Construction+ Online


Disclaimer: Construction+ makes reasonable efforts to present accurate and reliable information on this website, but the information is not intended to provide specific advice about individual legal, business, or other matters, and it is not a substitute for readers’ independent research and evaluation of any issue. If specific legal or other expert advice is required or desired, the services of an appropriate, competent professional should be sought. Construction+ makes no representations of any kind and disclaims all expressed, implied, statutory or other warranties of any kind, including, without limitation, any warranties of accuracy and timeliness of the measures and regulations; and the completeness of the projects mentioned in the articles. All measures, regulations and projects are accurate as of the date of publication; for further information, please refer to the sources cited.

Hyperlinks are not endorsements: Construction+ is in the business of promoting the interests of its readers as a whole and does not promote or endorse references to specific products, services or third-party content providers; nor are such links or references any indication that Construction+ has received specific authorisation to provide these links or references. Rather, the links on this website to other sites are provided solely to acknowledge them as content sources and as a convenient resource to readers of Construction+.