NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

Paradigma Baru Desain Rumah Impian dari DELUTION Talks

Sebuah riset menyatakan bahwa dengan perkiraan kenaikan harga rumah dalam lima tahun ke depan yang mencapai 150% akan mempersulit masyarakat kebanyakan untuk memiliki rumah sendiri, khususnya di Jakarta. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan harga rumah yang tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan masyarakat yang umumnya, yakni hanya 60% dalam periode yang sama.

Salah satu solusi umum agar masyarakat ini bisa memiliki rumah, yaitu dengan mencicil alias mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR). Namun, apakah dengan membeli rumah melalui sistem KPR akan menjawab mimpi masyarakat untuk memiliki rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter pemiliknya?

Isu sulitnya memiliki rumah di masa kini itu memunculkan paradigma umum bahwa memiliki rumah idaman dengan bantuan jasa arsitek dalam merealisasikannya merupakan hal yang tidak murah. Padahal tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang tidak dapat digeneralisasikan satu dengan lainnya yang seharusnya direncanakan dengan baik sehingga sesuai dengan karakter masing-masing pemiliknya.

Kenyataan tersebut mendorong DELUTION untuk menggelar DELUTION Talks Vol 1 bertajuk “DELUTION Talks: Home Sweet Home” yang di selenggarakan pada tanggal 25 Agustus 2019 di JCC Senayan, Jakarta. DELUTION hadir memberikan paradigma baru bahwa dengan menyewa jasa arsitek, masyarakat tetap dapat mewujudkan keinginan memiliki rumah idaman sesuai dengan kapasitas finansial yang dimiliki.

Dihadiri oleh 250 orang, acara ini dibuat dalam 3 segmen. Segmen 1 mengangkat “Ragam 50 Rumah Impian DELUTION” yang diisi oleh Hezby Ryandi, Co-Founder & Chief Design Officer dari DELUTION. Pada segmen ini ia menceritakan bahwa sejak 2013 DELUTION telah menghadirkan karya-karya terbaik ke tengah masyarakat umum, khususnya karya arsitektur rumah. Karya-karya ini berhasil mewakili Indonesia dalam berbagai penghargaan internasional. Kini, DELUTION telah mendesain lebih dari 50 rumah tinggal dengan ragam keunikannya.

Segmen 2 mengangkat “Paradigma Baru: Rumah Impian Gak Harus Mahal”, di mana DELUTION mencoba mengangkat paradigma baru di mana membuat sebuah rumah impian tidak harus mahal. Segmen ini dibawakan langsung oleh Co-Founder & Chief Executive Officer DELUTION, Muhammad Egha. “Melalui arsitektur, kami ingin menciptakan paradigma baru kepada masyarakat bahwa arsitektur bukan hanya membawa nilai estetis, namun lebih dalam dari itu. Salah satu paradigma yang DELUTION selalu percaya adalah bahwa karya arsitektur milik dan untuk semua golongan masyarakat, termasuk dalam mewujudkan rumah impian,” ujar Egha.

Di segmen ini, Egha juga mengupas lebih dalam karya DELUTION di tahun 2015, yaitu Splow house di mana merupakan rumah dengan bujet dan lahan terbatas. Keterbatasan tersebut mampu dikonversikan menjadi sebuah rumah impian bagi sang owner. Bahkan, rumah ini mampu menginspirasi dan menjadi viral di media sosial pada tahun tersebut. Di kesempatan itu pun, ia merilis sebuah proyek rumah terbaru bernama “The Twins” dengan bujet hanya 400 jutaan dengan komposisi 3 kamar tidur.

Pada Segmen 3 dihadirkan “Talk Show: Bangun Sendiri atau Pakai Arsitek?” yang berisi pengalaman mereka yang pernah bekerjasama arsitek dalam mewujudkan hunian impiannya. Dipandu oleh moderator Nike Prima, talk show ini menghadirkan beberapa pembicara yang merupakan klien dari DELUTION, seperti Ditto dan Ayudia, Chacha Frederica, serta Budi Sulistijo yang merupakan owner dari Flick House yang cukup menjadi perbincangan di kalangan audience media sosial.

Melalui “DELUTION Talks: Home Sweet Home” ini, DELUTION berharap untuk bisa menyebarkan paradigma baru mengenai iconic space di Indonesia, khususnya mewujudkan rumah impian yang bisa dimiliki oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali dengan bantuan arsitek dan dengan biaya yang dapat disesuaikan. — Construction+ Online