Gelaran Musyawarah Nasional Ikatan Arsitek Indonesia ke-15 di Bandung, Jawa Barat, yang berlangsung tanggal 19 hingga 22 September 2018 membawa kesan tersendiri bagi para peserta yang terdiri dari para arsitek dari 37 cabang dan satu perwakilan se-Indonesia. Acara yang dipusatkan di Hotel Preanger ini telah menyedot perhatian para peserta untuk mengikuti berbagai acara mulai dari welcome party hingga malam puncak penghargaan IAI.
Hari pertama, welcome party di Teras Cikapundung, menjadi ajang silaturahmi bersama dengan peserta yang hadir sebagai acara awal pembukaan rangkaian acara Musyawarah Nasional ke-15. Acara ini dibuka oleh ketua panitia Munas Ir. Robby Dwiko Juliardi, MT. IAI dan Ketua IAI Cabang Jawa Barat, Ir. Georgius Budi Yulianto, dan dihadiri oleh petahana Ketua IAI Ahmad Djuhara, IAI.
Hari kedua berisi heritage tour menuju kampus dan firma arsitek, TOT Kode Etik, dan pembukaan pameran bahan bangunan. TOT Kode Etik dipusatkan di Ballroom Hotel Preanger bersamaan dengan pameran bahan bangunan pada selasar hotel, sedangkan heritage tour, kampus, dan firma arsitek dimulai dengan berjalan kaki dengan titik awal Hotel Preanger menyusuri Jalan Tamblong, kemudian berbelok menyusuri Jalan Naripan melewati Kantor Cabang Utama Bandung Bank BJB yang telah menjadi bangunan heritage, kemudian berbelok ke kanan menyusuri Jalan Braga yang dipenuhi bangunan-bangunan cagar budaya.
Hari ketiga, para peserta mengikuti pembukaan Musyawarah Nasional yang terdiri dari Rakernas di Teras Preanger, Seminar, dan Master Class, di mana para peserta yang notabene arsitek ini berlomba-lomba menambah nilai KUM IAI. Sementara, hari keempat para peserta mengikuti Sidang Pleno Munas, Sidang Komisi, Pemilihan Formatur, dan Malam Penghargaan. Pada akhir sidang, pengukuhan petahana Ahmad Djuhara, IAI yang sebelumnya menjadi ketua IAI Nasional periode 2015-2018 kembali terpilih menjadi ketua IAI Nasional periode 2018-2021. Ia menang dengan 641 suara dari 37 cabang IAI dan satu perwakilan mengalahkan kedua kandidat lainnya, yaitu Bambang Eyudhawan yang memperoleh 389 suara dan Ahmad Saifudin Mutaqi dengan perolehan suara 238 suara.
Pada pemilihan ketua umum kali ini, IAI melakukan pemungutan suara dengan electronic vote atau e-vote. E-vote tersebut dilakukan melalui SMS, aplikasi, dan website khusus untuk menyalurkan suara pemilih. Penghitungan suara disaksikan oleh 525 anggota IAI yang menjadi peserta Musyawarah Nasional IAI ke-15.
Munas IAI ini juga memberikan penghargaan IAI Awards 2018 kepada sejumlah tokoh yang dinilai berjasa dan memberikan sumbangan berarti pada dunia arsitektur Indonesia. Terdapat tujuh pemenang IAI Awards 2018 dengan kategori yang berbeda dan satu pemenang kategori Citation. Para arsitek yang menerima penghargaan tersebut adalah: Budiman Hendropurnomo dengan karya Universitas Media Nusantara (Kategori Pendidikan); Denny Gondojatmiko dengan karya Studio Air Putih @Batu Bata (Kategori Perkantoran); Ramadhoni Dwi P. dengan karya Kantor Graha Putra Mandiri (Kategori Pelestarian); Popo Danes dengan karya Roemah Langko (Kategori Pelestarian); Prasetyoadi dengan karya Gran Rubina (Kategori Perkantoran); Reza A Nurtjahja dengan karya Masjid Al-Irsyad (Kategori Ibadah); dan Ary Indrajanto dengan karya BPK Penabur (Kategori Pendidikan). Adapun satu pemenang penghargaan Citation, yaitu Eko Prawoto dengan karya Padusan (Kategori Lansekap).
Di samping itu, IAI juga memberikan penghargaan kepada tiga wali kota dan satu bupati atas kiprah mereka dalam pembangunan kota. Keempat tokoh tersebut adalah Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto; Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini; Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil; dan yang terakhir Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Mereka terpilih atas kerja nyata membangun kota dan wilayah dengan menggunakan pemahaman arsitektur yang benar. Kemudian, ada dua anggota DPR yang juga memperoleh penghargaan berkat perannya dalam penyusunan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, yakni anggota Komisi X DPR RI, Bambang Sutrisno, dan anggota Komisi V DPR RI, Sigit Sosiantomo.
