Sama seperti profesi pada umumnya, arsitek memiliki organisasi yang mengumpulkan profesi arsitek di Indonesia, yakni Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Asosiasi ini awalnya hadir dari ketidakpuasan dan kegelisahan penggagasnya terhadap hasil sebuah konferensi nasional di Jakarta yang diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum untuk membentuk Gabungan Perusahaan Perencanaan dan Pelaksanaan Nasional. Ketidakpuasan itu muncul, karena para arsitek yang mewakili bidang perancangan berpendapat bahwa kedudukan perencanaan dan perancangan tidak sama, serta tidak juga setara dengan pelaksanaan.
Pada tanggal 17 September 1959, IAI didirikan secara resmi di Bandung, dan tahun 2018 ini merupakan tahun ke-59 di mana IAI telah berdiri. Sampai sekarang IAI telah memiliki ribuan anggota aktif dan non-aktif yang tersebar luas di Indonesia, termasuk mengawal lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2017 tentang Arsitek yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada tanggal 18 Agustus 2018 lalu. Undang-undang ini dimaksudkan agar masyarakat secara luas sebagai pengguna layanan jasa arsitek akan terlindungi dan memiliki kepastian hukum.
Selain mengawal lahirnya UU Arsitek, IAI juga berperan aktif dalam persiapan Asian Games ke-18 yang baru saja berakhir. Pada Hari Bakti PU tanggal 3 Desember 2017 lalu, IAI menerima penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai Mitra Kerja Sama terbaik. Wakil Presiden RI melalui Menteri PUPR juga menganugerahkan penghargaan kepada IAI sebagai bentuk penghargaan atas dukungannya dalam penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018 Jakarta-Palembang pada 10 September 2018.
Untuk merayakan hari jadi ke-59, IAI akan menggelar acara Munas XV di Bandung. Adapun rangkaian acara Munas XV IAI 2018 di Bandung akan dimulai dengan welcome party khusus delegasi dan undangan pada tanggal 19 September 2018. Keesokan harinya merupakan kegiatan Bandung city tour, serta open house biro arsitek ke Gerdung Merdeka, Balai Kota, Bandung Planning Gallery dan Taman Sejarah, Gedung Sate, ITB, UPI, Villa Isola, Universitas Parahyangan, Labo Architects, dan Urbane yang dapat diikuti oleh peserta anggota IAI yang dilanjutkan dengan TOT Penataran Kode Etik Arsitek.
Malam harinya, Munas dilanjutkan dengan acara “Temu & Debat Caketum”, yakni Bambang Eryudhawan, Ahmad Saifudin Mutaqi, dan Ahmad Djuhara. Pada hari ketiga akan dilaksanakan berbagai seminar bagi anggota dan non-anggota IAI yang dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional IAI. Puncak acara akan dilaksanakan pada tanggal 22 September 2018 yang merupakan Malam Penghargaan IAI khusus anggota dan para undangan. — Construction+ Online
