NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

Kementerian PUPR Manfaatkan Teknologi Modular untuk Respon Cepat Penanganan COVID-19

Teknologi modular | Photo by Kementerian PUPR

Dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam menangani pandemi COVID-19 lewat pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan, seperti fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang dan RS Akademik UGM di Yogyakarta, sangat jelas. Salah satu respon cepat untuk menyelesaikan pembangunan ini adalah dengan tetap memperhatikan kualitas konstruksi.

Untuk itu, Kementerian PUPR menggunakan teknologi modular di mana metode pelaksanaannya memanfaatkan material atau komponen fabrikasi yang dibuat di luar lokasi proyek atau di dalam lokasi proyek, kemudian diinstal di lapangan. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah.

Keunggulan teknologi modular, antara lain: hemat waktu dan efisien karena sudah diproses dan dicetak di pabrik sehingga bisa langsung diinstal di lokasi pembangunan. Mutu beton yang dibuat secara modular juga lebih terjaga kestabilannya karena dibuat mengikuti standar tertentu. Penggunaan teknologi ini juga lebih ramah lingkungan dibanding dengan beton konvensional karena dibuat di tempat khusus dan terpisah sehingga limbah sisa pengerjaan tidak mencemari lingkungan.

Fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang | Photo by Kementerian PUPR

Kementerian PUPR telah membangun sejumlah fasilitas kesehatan dengan menggunakan teknologi modular, seperti fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang untuk pengendalian infeksi penyakit menular. Fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang ini berhasil dirampungkan dalam waktu 30 hari, yakni 8 Maret 2020 hingga 6 April 2020.

Fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang terbagi menjadi 3 zonasi: Zona A (renovasi eks-Sinam) untuk sarana pendukung, seperti tempat tinggal petugas, dokter, dan perawat serta gedung gizi; Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, Laboratorium, ruang sterilisasi, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helikopter (helipad), serta zona utilitas; dan Zona C yang merupakan tahap berikutnya (menyesuaikan kebutuhan) dengan memanfaatkan cadangan lahan.

Saat ini, terdapat 2 gedung bertingkat 2 yang berada di Zona B dan terdiri dari fasilitas observasi/penampungan/karantina (termasuk isolasi) untuk Intensive Care Unit (ICU) dan untuk Non-ICU. Total kapasitas Zona B mencapai 360 tempat tidur yang terdiri dari ruang observasi sebanyak 340 tempat tidur dan ruang isolasi sebanyak 20 tempat tidur ICU.

Pembangunan Gedung Arjuna dan Gedung Yudhistira RS Akademik UGM | Photo by Kementerian PUPR

Selain itu, Kementerian PUPR juga menyelesaikan pembangunan Gedung Arjuna dan Gedung Yudhistira RS Akademik UGM sebagai rumah sakit rujukan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta yang selesai dalam waktu 37 hari. RS Akademik UGM memiliki kapasitas 107 tempat tidur dengan anggaran Rp 1,829 triliun.