NEWS & EVENTS ONLINE EXCLUSIVE

Hunian Sementara Bagi Korban Gempa Sulawesi Tengah

Bencana alam gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah meninggalkan kesedihan yang mendalam. Diperkirakan, butuh sekitar dua tahun untuk memulihkan kerusakan pasca-gempa yang disusul dengan tsunami tersebut. Pemulihan dilakukan secara bertahap, yakni masa tanggap darurat, dilanjutkan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, terutama pada sekolah, hunian, rumah ibadah, rumah sakit, dan puskesmas. Terkait hunian warga, banyak tempat tinggal yang mengalami kehancuran dan hilang akibat likuifaksi sehingga pemerintah melakukan relokasi terhadap penduduk di beberapa desa yang mengalaminya.

“Relokasi memang perlu dilakukan, tetapi harus ada perencanaan dan persiapan yang matang. Nanti, akan didiskusikan lebih lanjut dengan BMKG, Badan Geologi, dan para pakar lainnya mengenai sisi keamanan dan kemungkinan terjadinya gempa di masa depan”, ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Menurutnya, relokasi perlu dilakukan, terutama untuk tahap awal di mana akan dibangun hunian sementara (huntara) yang ditargetkan rampung dalam 2 bulan sehingga masyarakat semakin cepat berpindah dari tenda sementara.

Dalam masa tanggap darurat, Kementerian PUPR fokus terhadap empat tugas, yakni membantu evakuasi korban bencana, penyediaan air bersih dan sanitasi, pembersihan kota dari puing-puing bangunan, dan penyelesaian masalah konektivitas. Untuk penyediaan air bersih dan sanitasi bagi pengungsi, PUPR telah menyediakan 22 hidran umum (HU) yang tersebar di 18 titik. Selain HU, Kementerian PUPR mengirimkan mobil instalasi pengolahan air dan mobil tangki air. — Construction+ Online