INTERIORS

ERHA Dermatology Clinic Cimanuk Bandung

Arsitektur dan interior klinik ini dirancang dengan memadukan detail-detail khas Jawa Barat dan sedikit sentuhan Colonial

Bangunan ERHA Dermatology Clinic (EDC) Cimanuk di Bandung ini sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2003. Namun, ERHA Clinic Indonesia selaku pemilik brand ini merasa fisik eksterior dan interior dari bangunan ini perlu mendapatkan peremajaan kembali. Oleh karena itu, EDC ini direnovasi untuk meremajakan wujud fisiknya demi membuat pengunjung klinik lebih nyaman dengan suasana yang baru.

Peremajaan ini ditangani oleh konsultan arsitektur dan interior HMP Architects. Konsep yang ditawarkan untuk menjawab keinginan pemilik tersebut adalah menjadikan klinik ini lebih ramah dan nyaman. Pemberian nuansa warna alam, seperti warna coklat dan krem dimaksudkan untuk memberikan kesan rileks. Di sisi lain, pada proyek renovasi ini juga diangkat anyaman sebagai salah satu elemen yang kuat di dalam desain interior EDC Cimanuk Bandung. Elemen anyaman ini diharapkan dapat menerjemahkan sentuhan khas indonesia, khususnya Jawa Barat.

KARAKTER LOKAL DAN ANYAMAN
Konsep desain interiornya mengangkat karakter lokal yang secara tidak langsung menonjolkan material anyaman beserta teknik-tekniknya sebagai elemen desain yang paling dominan pada proyek ini. Selain itu, penggunaan dekorasi pendukung berupa artwork photography yang diisi oleh karya-karya lokal seniman Indonesia yang tergabung di Spasium juga menjadi daya tarik interior lainnya.

EDC Cimanuk Bandung sendiri terletak di kawasan yang strategis. Agar dapat menjadi bagian dari kota Bandung, maka arsitektur dan interior klinik ini dirancang dengan memadukan detail-detail khas Jawa Barat dan sedikit sentuhan Colonial. Bangunannya sendiri didesain agar dapat membaur dengan lingkungan sekitarnya, demikian halnya dengan penataan interiornya.

Material yang digunakan pada proyek ini adalah bahan bangunan yang mudah sekali ditemukan di mana-mana, yaitu veneer Sungkai, marmer Ujung Pandang, dan anyaman sintetis. Pengaplikasiannya di lapangan menjadi unik, karena material-material tersebut mengalami proses pengolahan yang memerlukan pemikiran mendalam. Bagaimana memadu-padankannya agar tepat, serta membuat material tersebut hadir dalam konteks yang saling mendukung melalui sebuah kesatuan desain merupakan focal point pada proyek interior renovasi ini.

TANTANGAN DESAIN DAN KONSTRUKSI
Konsep renovasi interiornya yang mengangkat kesan hangat dengan memasukkan unsur-unsur khas Jawa Barat tersebut tidak hanya tercermin melalui penampilan fisiknya saja, tetapi juga pada upaya upgrade dari fungsi kliniknya sendiri yang dibuat lebih efisien. Namun, proses penataan dan pengerjaan renovasi ini bukan tanpa tantangan. HMP Architects harus dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak ada gambar kerja paling baru yang menunjukkan kondisi terakhir di lapangan. Hal itu disebabkan karena sudah dilakukan renovasi-renovasi kecil sebelumnya oleh tim infrastruktur ERHA. Mau tidak mau, kondisi ini menciptakan banyak sekali perbedaan dan temuan baru di lapangan yang berkaitan dengan desain.

Selain itu, kondisi bangunan yang sudah perlu mendapatkan perbaikan di mana-mana juga menjadi tantangan berikutnya untuk melakukan renovasi gedung ini. Banyak detail-detail yang mengalami improvisasi di lapangan untuk mencapai hasil yang maksimal. Renovasi ini juga dilaksanakan dengan tetap mempertahankan situasi di mana klinik tetap harus beroperasi. Tantangannya tentu datang dari bagaimana mengatur area-area yang harus direnovasi terlebih dahulu agar tidak mengganggu operasional klinik dan kenyamanan pelanggan, mengingat klinik ini terdiri dari tiga lantai dan memiliki pelanggan yang cukup ramai setiap harinya.

Sebagai elemen pelengkap dalam interior bangunan ini adalah hadir artwork karya seniman lokal Indonesia. Untuk mendukung elemen bentuk dan warna yang sudah didesain dalam interiornya, maka Spasium mengusulkan penggunaan karya berwarna netral (berupa fotografi hitam putih) dan karya yang bersifat abstrak dan berpola agar elemen interiornya tetap menonjol. Karya seni yang merupakan poin pendukung diharapkan tetap menyatu, namun tidak mengganggu keseluruhan hirarki dan komposisi visualnya. Karakter lokalnya juga diaplikasikan melalui pemilihan artwork pada interior bangunan ini. Salah satunya lewat karya fotografi berjudul “Rakitcangkuang” karya Oetomo yang menghiasi area lobby, di mana foto tersebut diambil di sebuah lokasi di Jawa Barat.

DATA PROYEK
Nama Proyek: Erha Clinic Indonesia
Lokasi: Cimanuk, Bandung, Jawa Barat
Selesai: Januari 2017
Area Tapak: 1.100 meter persegi
Luas Area Bangunan: 1.000 meter persegi
Tinggi Bangunan: 14,3 meter
Klien/Pemilik: Erha Clinic Indonesia
Konsultan Arsitektur: HMP Architects
Principal Architect: Heru Mudito Prasetyo
Konsultan Desain Interior: HMP Architects
Principal Designer: Leonie Natania
Project Designer: Erlana Adli Wismoyo
Konsultan Sipil & Struktur: PT Prahara Vastupala
Konsultan Mekanikal & Elektrikal: PT Prahara Vastupala
Kontraktor Utama: PT Prahara Vastupala
Interior Fit-Out Contractor: PT Puspa Graha Utama
Wall Art Photography: Spasium
Weaving (Anyaman): BYO Living
Foto/Gambar: Mario Wibowo Photography