Dalam rangka mendorong dan mengangkat kiprah komunitas-komunitas pemuda kreatif di Bali, HIPMI Bali menggandeng beberapa komunitas di Bali, yaitu komunitas video mapping, live mural, teater, fotografi, seniman instalasi, dan arsitektur. Salah satu komunitas arsitek muda di Bali yang ikut dalam ajang ini ialah Arsitek Tanpa Nama (ATN).
Dengan tema 30 Bali young archipreneur, ekshibisi karya arsitek muda Bali ini diselenggarakan pada 1-7 Desember 2016 di lantai 2 dan 3 Beachwalk, Bali. Sesuai dengan tema yang diangkat, ada 30 arsitek yang ambil bagian dalam pameran tersebut, di antaranya Gede Aristha Gunawan, Jung Yat, Agus Harimurti, Kadek Bayu, Ben Sarasvati, dan Nanang Subagio.
Ari Setiya Wibawa, seorang arsitek muda yang ambil bagian dalam ekshibisi sekaligus salah seorang anggota HIPMI Bali, mengatakan tema itu dipilih karena pihaknya ingin mengangkat dan lebih memperkenalkan teman-teman dari komunitas yang berkesenian dan berkarya di dunia seni, seperti pelukis, artis, dan arsitek ke ranah publik.
“Selain sebagai pekerja seni, mereka ini juga bisa disebut entrepreneur. Jadi bukan hanya orang-orang yang melakukan bisnis atau kegiatan jual-beli saja yang bisa disebut entrepreneur,” ujar Ari. Ia juga berharap acara semacam ini semakin banyak muncul dan berkembang di Bali, agar komunitas-komunitas seni, khususnya arsitek, menjadi terangkat dan lebih dikenal masyarakat.
Sebanyak 30 hasil karya dari 30 arsitek muda Bali dipamerkan di acara ini. Setiap karya yang ditampilkan memiliki ciri khas masing-masing, mengingat arsitek yang terlibat ialah mereka yang memiliki spesialisasi di bidang yang berbeda-beda, mulai dari desain taman, rumah tinggal, rumah sakit, ruang terbuka publik hingga perancang resor bintang lima.
Selain dapat menikmati pameran, pada Senin, 5 Desember 2016, pengunjung dapat bertemu langsung dengan para arsitek peserta pameran. Pada acara temu arsitek yang digelar di area Center Stage Beachwalk itu, pengunjung bisa berkonsultasi secara gratis dengan para arsitek yang hadir demi mewujudkan rumah impian mereka.
Salah seorang peserta pameran, Marthin Gunardi, mengatakan, “Kami harap acara seperti ini rutin digelar setiap tahun agar masyarakat bisa lebih mengenal profesi arsitek dan mereka tidak ragu menggunakan jasa arsitek untuk membangun hunian impian mereka.”
