PROJECTS

Amarta Hills Hotel And Resort

Kota Batu sudah menjadi salah satu tujuan wisata paling favorit di Jawa Timur dalam 10 tahun terakhir. Hanya berjarak 15 kilometer dari Malang, membuat kota yang terletak di dataran tinggi ini didatangi ribuan orang, terutama saat akhir pekan. Akibatnya, tidak hanya perekonomian di kawasan ini saja yang berkembang, tetapi juga pembangunan properti dan hospitality di kota Batu yang tumbuh pesat. Salah satunya dengan kehadiran Amarta Hills, sebuah kompleks hunian seluas 10 hektar di mana proyek Amarta Hills Hotel and Resort didirikan.

Lokasinya menempati sebuah area tanah yang sebelumnya merupakan perkebunan apel yang sudah tidak produktif lagi. Atelier Cosmas Gozali selaku konsultan arsitektur yang menangani proyek hotel ini memberikan usulan untuk mengembangkan lahan terlantar tersebut menjadi area pariwisata, mengingat lokasinya sangat strategis, yakni di pinggir Jalan Abdul Gani Atas. Terlebih lagi, lokasi ini berada tepat di kaki Gunung Panderman di Batu, Malang, sehingga tapak ini memiliki potensi view yang sangat menawan. Untuk memanfaatkan pemandangan ke Gunung Panderman dan Kota Batu, maka baik denah Amarta Hills Hotel and Resort dan villa yang ada didesain sedemikian rupa sehingga memiliki akses view ke kedua obyek tersebut.

KARYA ARSITEKTUR YANG RESPONSIF
Konsep desain yang diterapkan pada proyek ini datang dari ide bagaimana menciptakan sebuah karya arsitektur yang responsif. Hal ini tidak hanya berdampak terhadap tapak dan lingkungan sekitar, tetapi juga mampu mengangkat nilai sejarah, budaya, dan kerajinan lokal, serta mengolahnya ke dalam bentuk yang lebih kontemporer. Penerapan nilai dan budaya lokal dalam arsitektur dipadukan dengan nilai arsitektur tropis demi memberikan identitas yang unik dalam bangunan ini.

Kota Batu dan Malang yang memiliki udara sejuk dan terkenal sebagai sebuah tempat peristirahatan sejak jaman penjajahan dahulu menyebabkan sering ditemukannya rumah-rumah art deco Belanda (Dutch Indies) di kawasan ini. Ciri khas inilah yang kemudian diangkat sebagai tema dari desain arsitektur Amarta Hills Hotel and Resort ini. Atelier Cosmas Gozali berharap melalui pendekatan ini maka memori masa lalu tersebut dapat dikembalikan, apalagi dengan dihadirkannya material dan budaya lokal yang membuat hotel ini memiliki nilai tambah dalam menerapkan standar internasional dengan pengolahan yang modern.

Implementasinya dalam detail desain, antara lain melalui hadirnya batik singkong yang merupakan batik tradisional asal kota Batu pada elemen-elemen interior hotel. Selain itu, hadirnya cobek yang merupakan kerajinan paling terkenal di wilayah Malang, diolah secara modern dan juga dijadikan elemen interior pada area resepsionis. Partisi dengan susunan cobek inilah yang menjadi focal point untuk menyambut wisatawan lokal maupun asing saat pertama menginjakkan kaki mereka di lobi Amarta Hills Hotel and Resort ini.

TANTANGAN TEKNIS DI LAPANGAN
Proses perencanaan dan pelaksanaanya tidak lepas dari beberapa tantangan teknis yang harus dipecahkan oleh Atelier Cosmas Gozali, beserta tim konsultan terkait. Curamnya kontur lahan menjadi salah satu kendala utama, di mana saat curah hujan tinggi maka potensi longsor menjadi sangat besar. Untuk itu, dibuatlah pondasi turap di sepanjang dinding parimeter. Kondisi tanah yang kering dan berbatu juga menjadi tantangan berikutnya sehingga memengaruhi proses pemancangan pondasi. Akibatnya, selama beberapa kali struktur pondasinya mengalami revisi dan re-design.

Pada saat konstruksi, suhu dan cuaca di kota Batu sering mengalami perubahan yang ekstrim. Salah satu contohnya, pada pukul 3 sore kondisi di lapangan sudah berkabut dan gelap sehingga semua pekerjaan harus dihentikan. Sementara pada pukul 8 pagi, keadaannya masih gelap. Hal ini membuat waktu pekerjaan menjadi terbatas. Belum lagi lokasi Amarta Hills yang terletak di kaki bukit sehingga membuat mobilisasi bahan bangunan juga terpengaruh. Lokasi yang tinggi dengan kontur yang curam menyebabkan distribusi material ke lapangan menjadi lambat.

Di luar hal-hal tersebut, pembangunan proyek ini sempat menimbulkan kekuatiran akan kurangnya resapan air bagi warga desa sekitar. Untuk itu, dilakukan presentasi di depan warga dan pemerintah kota Malang dengan menegaskan bahwa proyek ini memiliki kolam-kolam yang berfungsi sebagai resapan air untuk melindungi desa-desa yang letaknya di bawah lokasi proyek ini.

Amarta Hills, termasuk juga club house dan wedding sanctuary, menjadi tujuan wisata baru di kota Batu, karena keberadaannya secara tidak langsung memperkenalkan area sekitar ke dunia luar, sekaligus memajukan pariwisata setempat. Hal ini berdampak positif dengan menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar, memajukan industri kerajinan lokal, budaya, bahkan makanan tradisional di Batu. Pendekatan ini akan membantu meningkatkan perekonomian area sekitar dan kota Batu pada umumnya, selain sebagai salah satu solusi dari isu perkotaan di Indonesia.

DATA PROYEK
Nama Proyek: Amarta Hills, Safe Haven Hotel & Resort
Lokasi: Batu, Malang, Jawa Timur
Selesai: 2016
Area Tapak: 12,400 meter persegi (Hotel Amarta Hills) & 107 Ha (Keseluruhan kawasan termasuk Villa Resort & Club House + Wedding Sactuary
Luas Area Bangunan: 12.200 meter persegi (Hotel Amarta Hills)
Jumlah Kamar: 154 kamar + lobi, restoran, meeting room dan ballroom
Tinggi Bangunan: 24 meter
Jumlah Lantai: 4 lantai
Klien/Pemilik: PT Batu Alam Pratama
Konsultan Arsitek: Atelier Cosmas Gozali
Principal Architect: Arch. Dipl. Ing. Cosmas D. Gozali, IAI
Konsultan Mekanikal & Elektrikal: Pointsys
Konsultan Sipil & Struktur: PT Cipta Sukses
Foto/Gambar: Sefval Mogalana & Atelier Cosmas Gozali (beberapa foto diambil sebelum pergantian manajemen hotel)